Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Inflasi China Melambat, Bank Sentral Berpotensi Pangkas Suku Bunga

IHK China yang tumbuh melambat menandai tingkat inflasi terendah dalam dua tahun terakhir dapat memunculkan ekspektasi bank sentral akan memangkas suku bunga.
IHK China yang tumbuh melambat menandai tingkat inflasi terendah dalam dua tahun terakhir dapat memunculkan ekspektasi bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga/Bloomberg
IHK China yang tumbuh melambat menandai tingkat inflasi terendah dalam dua tahun terakhir dapat memunculkan ekspektasi bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA —  Indeks Harga Konsumen (IHK) China hampir tidak tumbuh di bulan April ini setelah hanya naik 0,1 persen secara year-on-year, menandai tingkat inflasi terendah dalam dua tahun terakhir. 

Mengutip dari pemberitaan Bloomberg (11/5/2023), angka tersebut dipengaruhi oleh basis perbandingan yang rendah dari tahun lalu. Harga produsen juga diketahui turun 3,6 persen sebagian besar karena biaya komoditas yang lebih rendah.

Secara terpisah, berdasarkan data dari Bank sentral Republik Rakyat China atau PBOC pinjaman melemah secara keseluruhan. Pertumbuhan M2 atau uang yang beredar dalam arti luas, dimoderasi menjadi 12,4 persen (yoy), dimana laju paling lambat terlihat hari ini.

Data tersebut menunjukan kredit dan pinjaman baru pada April lebih buruk dibanding yang diharapkan lantaran konsumen dan bisnis membatasi pinjaman mereka, dilansir dari Bloomberg (11/5).

"Data kredit China jauh di bawah perkiraan, memperkuat kekhawatiran atas keberlanjutan pemulihan pasca-Covid," Ucap kepala ekonom di Guotai Junan International Holdings Ltd., Zhou Hao, mengutip dari Bloomberg (11/5).

Hao kemudian juga mengatakan bahwa momentum pertumbuhan keseluruhan telah melambat secara signifikan, ekspektasi pelonggaran kebijakan yang meningkat, dan kebijakan pemotongan suku bunga tampaknya akan terjadi pada kuartal II/2023.

Senada dengan pernyataan Hao, ekonom Bloomberg semakin yakin bahwa PBOC akan segera menurunkan suku bunga utamanya, menimbang data pinjaman rumah yang menurun tajam pada April, lebih dari biasanya.

Bruce Pang, selaku kepala ekonomi untuk China Raya di Jones Lang LaSalle Inc., mengatakan bahwa PBOC mungkin tidak akan mengambil tindakan segera dalam jangka pendek.

“Mengamankan pertumbuhan pendapatan dan meningkatkan kepercayaan konsumen tetap menjadi prioritas kebijakan utama untuk mewujudkan pemulihan konsumsi yang lebih berkelanjutan,” Ucapnya, mengutip dari pemberitaan Bloomberg (11/5).

Di lain sisi, IHK inti yang tidak termasuk biaya makanan dan energi tidak berubah di 0,7 persen menunjukan bahwa ada sedikit inflasi yang didorong oleh permintaan dalam perekonomian, Mengutip dari Bloomberg (11/5).

Kemudian, inflasi makanan juga menjadi melemah pada 0,4 persen di bulan April dari sebelumnya 2,4 persen di bulan Maret (month-on-month/mom).

“Masih ada kesenjangan besar antara permintaan dan tren pra-pandemi,” kata Xing Zhaopeng, ahli strategi senior China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., mengutip dari Bloomberg (11/5).

Zhaopeng juga mengatakan bahwa tidak berpikir bahwa permintaan domestik akan meningkat signifikan dalam waktu dekat, dan memperkirakan memakan waktu tiga hingga lima tahun untuk pulih kembali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper