Bisnis.com, JAKARTA - Kemacetan parah yang terjadi di Jakarta justru menjadi berkah bagi bisnis apartemen sewa di area Central Business District (CBD) Jakarta. Kelas pekerja Ibu Kota dinilai lebih memilih untuk tinggal di tempat dekat lokasi perkantoran.
Sekretaris Jenderal Persatuan Realestat Indonesia (REI), Hari Ganie mengatakan meningkatnya kebutuhan hunian apartemen di wilayah pusat bisnis Jakarta mendorong kenaikan harga apartemen.
"Kalau kita lihat sekarang di Jakarta itu di CBD lebih macet dari pada zaman sebelum Covid-19 dulu. Orang sudah capek dia masuk Jakarta dengan bawa mobil sendiri, makanya harga sewa apartemen di CBD sudah membaik," kata Hari kepada Bisnis.com, dikutip Senin (8/5/2023).
Namun, harga sewa untuk apartemen non-CBD masih dalam posisi stabil tak ada pergerakan signifikan sejak pandemi berlangsung. Hal ini membuat sektor apartemen masih cukup tertekan di tahun ini.
Apalagi, menurut Hari, saat ini pasokan unit apartemen masih terus bertambah karena banyak proyek yang baru rampung tahun ini setelah sempat tertunda akibat pandemi.
"Kalau yang di lingkar luar non-CBD masih stabil. Apartemen belum pulih, apartemen masih menunggu kira-kira sampai 2025 pascapemilu," ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan data Colliers Indonesia kuartal I/2023, tarif sewa apartemen di kawasan CBD mengalami kenaikan dari biaya operasional dan optimisme sentimen tahun ini. Adapun, rata-rata kenaikan tarif sewa sebesar 10,6 persen menjadi Rp444.943 per meter persegi per bulan
Adapun, total pasokan apartemen strata-title tercatat sebanyak 223.825 unit, dengan peningkatan secara kuartalan sebesar 1,5 persen dan peningkatan secara tahunan sebesar 2 persen. Total pasokan yang ada masih didominasi Jakarta Barat (28 persen), diikuti Jakarta Selatan (22,4 persen), dan Jakarta Utara (21,9 persen).
Pada kuartal I/2023, dua proyek baru diperkenalkan, yaitu Adriya dan Apple 7 Condovilla yang masing-masing terletak di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Pancoran, dengan total 1.016 unit.
Di samping itu, Colliers menilai PIK sebagai kawasan CBD prospektif, karena terus mengalami perkembangan yang pesat dan berkesinambungan. Hal ini dicontohkan dengan pembangunan besar-besaran yang sedang berlangsung di PIK 2 yang mencakup berbagai proyek kelas atas, seperti Islamic Financial Center, Menara BCA, Menara BNI, dan lainnya.