Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat setoran dari industri hulu migas ke kas negara mencapai Rp700 triliun sepanjang 2022.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, setoran yang terbilang tinggi itu dihasilkan lewat berbagai langkah inovatif lembaga hulu migas, seperti penyederhanaan proses bisnis, transformasi, digitalisasi, dan integrasi sistem dengan berbagai pihak terkait.
Inovasi tata kelola hulu migas itu belakangan efektif menciptakan industri yang transparan, akuntabel, efisiensi biaya, mempercepat proses investasi dan kinerja kontraktor lapangan.
“Sehingga memberikan dampak yang sangat signifikan di mana industri hulu migas dapat menghasilkan sekitar Rp700 triliun untuk negara,” kata Kurnia seperti dikutip dari siaran pers, Senin (8/5/2023).
Kurnia menerangkan, penjualan migas secara langsung berkontribusi sekitar Rp672 triliun yang terdiri atas hasil penjualan migas sekitar Rp583 triliun termasuk dana bagi hasil migas sebesar Rp17 triliun yang dirasakan oleh daerah penghasil.
Selain itu, terdapat penerimaan lain dari hulu migas sekitar Rp89 triliun yang meliputi signature bonus, production bonus, firm commitment, pembayaran PPN, PBB Migas, PDRD, dan Pajak Penghasilan migas serta pendapatan lainnya.
Baca Juga
Nilai tersebut diperoleh melalui beberapa langkah inovasi yang telah dilakukan di antaranya percepatan penerimaan hasil penjualan minyak bumi melalui penyederhanaan proses bisnis penagihan dan pembayaran, melakukan fleksibilitas skema komersialisasi melalui optimalisasi lifting minyak dan pengembangan sistem dan prosedur yang mendukung proses percepatan tersebut.
Dukungan terhadap pertumbuhan industri tertentu yang memanfaatkan gas bumi, juga terus dilakukan melalui implementasi harga gas bumi tertentu (HGBT) yang berkontribusi mencapai sekitar Rp24 triliun.
Lebih lanjut, Kurnia menuturkan, terobosan dan improvement yang dilakukan oleh SKK Migas dalam pelaksanaan lifting minyak dan gas bumi di 2022 mampu mengamankan penerimaan negara sehingga memberikan dukungan pada percepatan cash flow penerimaan negara.
“Setiap lifting yang dicatat, 100 persen pembayaran sudah masuk ke rekening negara, meskipun di lapangan ada beberapa kegiatan lifting yang tertunda karena gangguan cuaca dan lainnya,” kata dia.
Selain itu, dari sisi pengelolaan dan pemanfaatan barang milik negara (BMN) hulu migas sampai akhir 2022, nilai BMN hulu migas pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebesar Rp598,71 triliun atau meningkat 4 persen dari tahun sebelumnya dan berhasil melakukan optimalisasi BMN dengan membukukan PNBP pengelolaan BMN hulu migas sebesar Rp251,22 miliar atau meningkat 35 persen dari tahun sebelumnya.
SKK Migas turut serta mendorong pemanfaatan aset Kilang LNG Badak di mana industri hulu migas yang berhasil disetorkan ke negara sekitar Rp1,7 triliun.
“Tahun 2022, SKK Migas dan Kementerian Keuangan juga telah melakukan pertukaran data sektor hulu migas melalui Sistem Informasi Terintegrasi [SIT] sehingga memberikan data yang transparan dan mempercepat proses pencatatan yang pada gilirannya mempercepat proses bisnis,” kata dia.
Di sisi lain, SKK Migas telah mendorong kontraktor hulu migas untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan domestik melalui pengaliran minyak dan kondensat (MMKBN) ke kilang Pertamina dan secara aktif menggerakkan KKKS untuk melakukan penawaran dan negosiasi dengan Pertamina sebelum dilakukan ekspor, yang merupakan pelaksanaan Permen ESDM Nomor 18/2021 tentang prioritas pemanfaatan Minyak Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri.
“Hanya sekitar 7 persen dari total lifting minyak dan kondensat yang dilakukan untuk tujuan ekspor dikarenakan tidak dapat diolah karena ketidaksesuaian karakteristik minyak dengan Kilang Pertamina,” kata dia.
Berdasarkan data SKK Migas, optimalisasi proses yang berjalan saat ini telah mampu meningkatkan nilai pengiriman minyak dan gas bumi yang menjadi bagian negara.
Jika sepanjang 2021 bagian negara dari pengiriman minyak dan gas bumi sekitar US$10,470 miliar, maka pada 2022 meningkat sekitar 31 persen menjadi sekitar US$13,703 miliar.
Sementara itu, dia memastikan potensi hulu migas di Indonesia pada era transisi energi masih menjanjikan yang terlihat dari tingginya rencana investasi hulu migas pada 2023 yang mencapai US$15,5 miliar atau meningkat sekitar 26 persen dibandingkan realisasi tahun lalu serta lebih tinggi dibandingkan peningkatan investasi hulu migas global yang sebesar 6,5 persen.
“Secara khusus, gas juga dapat dioptimalkan untuk menjalankan kebijakan hilirisasi dan menggerakkan roda ekonomi dan industri domestik agar mampu bersaing di kancah internasional,” tuturnya.