Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sepanjang 2022 tembus Rp588,3 triliun akibat tingginya harga minyak mentah, mineral dan batu bara, dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO)
Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata fluktuasi pertumbuhan PNBP dipengaruhi terutama oleh perkembangan harga komoditas primer tersebut.
"Dalam periode 2017-2022 realisasi PNBP tertinggi terjadi pada 2022 yang mencapai Rp588,3 triliun," ungkapnya dalam Media Gathering Kemenkeu di Discovery Ancol, Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Dia melihat tren pertumbuhan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sejak 2017 terus fluktuatif namun ada peluang untuk terus meningkat setiap tahunnya.
Isa menyampaikan bahwa karakter PNBP memiliki fluktuasi yang sangat tinggi karena tidak mudah mengelola dan membuat estimasi penerimaan negara tersebut. Meski demikian, terdapat peluang untuk tren tersebut meningkat.
“Walaupun demikian, kami juga bisa melihat bahwa tren kenaikan itu ada, kalau kami mengelola dengan baik, bisa memelihara sumbernya ataupun kami rajin menggalinya, tren untuk meningkat itu ada,” imbuhnya.
Baca Juga
Pada 2017, PNBP tumbuh sebesar 18,8 persen, kemudian pada 2018 tumbuh 31,5 persen, namun pada 2019 hanya tumbuh 0,1 persen.
PNBP berhasil tumbuh 15,9 persen pada 2020 kala pandemi Covid-19 melanda. Sementara pada 2021 PNBP tumbuh 33,4 persen dan pada 2022 tumbuh 28,3 persen.
Sementara untuk target 2023 dapat tumbuh 25 persen di angka Rp441,4 triliun dengan rasio PNBP terhadap PDB sebesar 2,10 persen.
Pasalnya, estimasi tersebut dipengaruhi oleh proyeksi fluktuasi harga komoditas yang turun dibandingkan 2022, bahkan ada potensi pelandaian.
“Kami mewaspaspadai akan ada pelandaian. Bahkan mungkin nanti ada penurunan karena di tengah tahun lalu kenaikan harga komoditas luar biasa tinggi,” katanya.
Adapun, per 28 Februari 2023 realisasi PNBP terus mengalami peningkatan, tercatat mencapai Rp86,4 triliun atau tumbuh 86,6 persen secara year-on-year (yoy). Capaian tersebut berasal dari meningkatnya pendapatan SDA, Kekayaan Negara Dipisahkan (KDN), PNBP lainnya, dan pendapatan Badan Layanan Usaha (BLU).