Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT Asean 2023: 2 Masalah Ini Jadi Tantangan Ekonomi Asia Tenggara

Jelang KTT Asean 2023, Indef mengungkapkan ada 2 tantangan utama yang dihadapi ekonomi Asia Tenggara. Apa itu?
Deretan bendera negara-negara Asean berkibar di kawasan Hotel Ayana Labuan Bajo, NTT jelang perhelatan KTT Asean 2023. JIBI/Feni Freycinetia.
Deretan bendera negara-negara Asean berkibar di kawasan Hotel Ayana Labuan Bajo, NTT jelang perhelatan KTT Asean 2023. JIBI/Feni Freycinetia.

Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance atau Indef menilai ada 2 isu yang akan menjadi tantangan utama perekonomian kawasan Asia Tenggara atau Asean.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai dua isu tersebut, yaitu geopolitik dan ancaman krisis pangan.

Menurutnya, Asean akan menghadapi tantangan dari dinamika ekonomi global, yang notabene berasal dari luar kawasan itu. Namun, dampaknya dapat terasa oleh negara-negara Asia Tenggara, sehingga perlu mendapatkan perhatian.

Setelah perang Rusia dan Ukraina, lanjutnya, banyak negara yang melakukan pengetatan kebijakan sehingga berpengaruh terhadap likuiditas global. Dinamikanya meningkat seiring adanya tekanan ekonomi di Amerika Serikat dan perekonomian China yang belum sepenuhnya pulih.

"Pengetatan banyak dilakukan negara maju, seperti di Eropa, di Amerika Serikat, sehingga menyebabkan ketidakpastian perputaran uang, dan itu akan berpengaruh terhadap perekonomian Asia Tenggara," ujar Tauhid kepada Bisnis, Minggu (7/5/2023).

Selain itu, dia menilai krisis iklim akan menunjukkan dampak serius terhadap Asean dari sisi ketahanan pangan. Fenomena El Niño dan cuaca ekstrem dapat mengancam produksi pangan, sehingga isu ketahanan pangan bisa menjadi persoalan bagi Asia Tenggara.

"Food security akan menjadi isu krusial. Produsen pangan di Asia Tenggara bisa terdampak," ujarnya.

Tauhid juga menilai bahwa isu geopolitik perlu mendapatkan perhatian besar pada tahun ini, karena dinamikanya bisa memengaruhi kebijakan perekonomian kawasan.

Pergerakan China dan Amerika Serikat, terutama terkait Laut China Selatan tetap menjadi sorotan utama dari sisi geopolitik.

Menurutnya, dinamika Laut China Selatan akan berhadapan dengan isu keseimbangan di Asean. Apabila tidak terdapat eskalasi konflik, negara-negara Asean dapat menjaga stabilitasnya dan fokus mengelola kebijakan dalam menghadapi dinamika ekonomi global.

Siang ini, para menteri ekonomi di Asia Tenggara mengikuti Pertemuan Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi Asean atau Asean Economic Community Council (AECC) ke-22, yang berlangsung pada 6—7 Mei 2023 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Agenda itu merupakan bagian dari rangkaian Keketuaan Asean oleh Indonesia.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa pada siang ini terdapat sesi pertemuan khusus para menteri ekonomi dalam format retret (retreat). Para menteri akan membahas berbagai isu keberlanjutan di Asean, terutama dari aspek ekonomi.

Isu pertama yang menjadi sorotan adalah pengembangan strategi netralitas karbon Asean. Kedua, mengenai implementasi kerangka kerja ekonomi sirkular Asean.

Isu ketiga yang menjadi pembahasan mengenai upaya transisi energi negara-negara Asia Tenggara. Lalu, keempat mengenai kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Asean.

“Asean memiliki kesamaan pandangan bahwa agenda keberlanjutan merupakan masa depan perekonomian Asean dan berkomitmen untuk bekerja sama mendorong perekonomian berkelanjutan di Asean,” ujar Zulkifli pada Minggu (7/5/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper