Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Pembangunan Jalan Era Jokowi vs SBY, Ini Datanya

Panjang jalan di Indonesia per 2020 mencapai 548.366 km, tumbuh 5,91 persen dibandingkan 2014.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecek langsung kondisi infrastruktur jalan yang mengalami rusak parah di Provinsi Lampung dalam kunjungan kerja (kunker) pada hari ini, Jumat (5/5/2023)./Istimewa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecek langsung kondisi infrastruktur jalan yang mengalami rusak parah di Provinsi Lampung dalam kunjungan kerja (kunker) pada hari ini, Jumat (5/5/2023)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan jalan tol yang masif pada era pemerintah Presiden Joko Widodo tidak diiringi dengan perhatian terhadap jalan nasional. Hal tersebut tercermin dengan kurangnya panjang jalan dan turunnya kondisi kemantapan jalan.

Dihimpun dari data Badan Pusat Statistik (BPS), total panjang jalan pada era pemerintah Jokowi sejak 2014 sampai dengan 2020, hanya mengalami penambahan sepanjang 30.613 kilometer (km) atau 5,91 persen dari 517.713 km pada 2014 menjadi 548.366 km pada 2020.

Pada era tersebut, secara terperinci total panjang jalan negara bertambah 592 km dari 46.432 km menjadi 47.024 km. Lalu, total panjang jalan provinsi bertambah 1.317 km menjadi 54.845 km pada 2020 dari total panjang jalan 53.528 km pada 2014, dan penambahan jalan kabupaten/kota dari 417.793 km menjadi 446.497 atau bertambah 28.794 km.

Di sisi lain, pada masa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2004-2014, total panjang jalan bertambah 144.825 km atau 38,83 persen dari total panjang nasional 372.928 km pada 2004 menjadi 517.753 km pada 2014.

Selama 1 dekade, jalan negara tercatat bertambah 11.804 km, dari 34.628 km pada 2004 menjadi 46.432 km. Kemudian, total panjang jalan provinsi bertambah 13.403 km menjadi 53.528 km dari sebelumnya 40.125 km pada 2004, sedangkan jalan kabupaten/kota bertambah sepanjang 119.618 km menjadi 417.793 km dari 298.175 pada 2004.

Sementara itu, dari sisi kemantapan jalan atau jalan dengan kondisi baik dan sedang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat sejak 2014 sampai dengan 2021 terjadi penurunan kondisi kemantapan jalan nasional.

Kondisi kemantapan jalan pada 2021 adalah 91,81 persen dari seluruh jalan nasional. Catatan tersebut hanya meningkat tipis jika dibandingkan dengan kemantapan jalan pada 2020 yang sebelumnya 91,26 persen. Pada periode tersebut, kondisi jalan yang tidak mantap (dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat) terdapat 8,19 persen.

Padahal, tingkat kemantapan jalan pada 2014 tercatat masih berada pada 93,94 persen dengan perbandingan jalan dengan kondisi tidak mantap hanya 6,05 persen. Tingkat kemantapan jalan pada 2014 tercatat meningkat dari kondisi sebelumnya pada 2013 92,95 persen dengan kondisi jalan tidak mantap sebesar 7,05 persen.

Kendati demikian, Presiden Joko Widodo tercatat lebih ekspansif pada penambahan total panjang jalan tol di dalam negeri.

Pertumbuhan panjang jalan tol yang beroperasi sejak periode 2015–2019 dengan total panjang 1.298 km. Jumlah itu terus tumbuh pada 2020 sepanjang 246 km, 2021 sepanjang 122 km, serta 142,11 km pada 2022.

Dengan demikian total panjang jalan tol yang telah beroperasi hingga 2022 telah mencapai hampir 2.600 km. Ke depannya, pemerintah menargetkan penambahan sekitar 1.000 km jalan tol baru yang beroperasi hingga 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper