Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga The Fed Naik Lagi, Sri Mulyani Yakin SBN Tetap Kompetitif

Menkeu Sri Mulyani yakin surat berharga negara (SBN) tetap kompetitif meski suku bunga The Fed naik lagi.
Menkeu Sri Mulyani berbicara di Pertemuan Tahunan Ke-56 ADB di Incheon, Korea Selatan, Rabu (3/5). Dok Instagram @smindrawati.
Menkeu Sri Mulyani berbicara di Pertemuan Tahunan Ke-56 ADB di Incheon, Korea Selatan, Rabu (3/5). Dok Instagram @smindrawati.

Bisnis.com, INCHEON – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini dampak kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang masih berlangsung akan minimal terhadap daya saing obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN).

Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus mengawasi kesenjangan antara imbal hasil US Treasury dengan SBN. Pada saat yang sama, otoritas fiskal terus menjaga pertumbuhan pendapatan negara dan disiplin belanja.

Dengan ketahanan fiskal yang tecermin pada surplus APBN dan keseimbangan primer, maka ketergantungan pembiayaan APBN pada pasar surat utang dapat dikurangi.

“Kami akan terus menjaga sehingga keseimbangan antara cost of fund yang mengalami tekanan luar biasa besar gara-gara kenaikan suku bunga The Fed dengan belanja yang harus baik dan membuat ekonomi kita tumbuh,” ujarnya kepada Bisnis di sela-sela Pertemuan Tahunan Ke-56 ADB di Incheon, Korea Selatan, Kamis (4/5/2023).

Pedapatan negara selama Januari-Maret tercatat naik 29 persen secara tahunan menjadi Rp647,2 triliun. Realisasi itu 26,3 persen dari target pendapatan Rp2.463 trilun. Sementara itu, belanja negara tercatat Rp518,7 triliun, naik 5,7 persen secara tahunan.

Alhasil, APBN surplus Rp128,5 triliun atau setara dengan 0,61 persen produk domestik bruto (PDB), yang pada gilirannya menopang keseimbangan primer yang mencapai Rp228,8 triliun atau naik 139,6 persen YoY.

Dengan bantalan itu, investor melihat risiko surat utang Indonesia akan terbatas, yang tecermin pada yield yang lebih rendah. Dengan buffer itu pula, syok yang besar dari AS tidak langsung memukul ekonomi Indonesia.

“Kita memiliki cash buffer yang cukup besar, bantalan terhadap guncangan ini. Ini memberikan semacam confidence,” ujar Sri Mulyani.

The Fed kembali menaikkan suku bunganya sebanyak 25 basis poin pada Rabu (3/5) malam, menegaskan kembali komitmennya untuk menurunkan inflasi, kendati pasar menangkap kemungkinan bank sentral paling berpengaruh di dunia itu akan menjeda kenaikan suku bunga pada pertemuan mendatang. Keputusan itu membawa Fed Fund Rate ke kisaran 5-5,25 persen dari posisi 0-0,25 persen sebelum Maret 2022.

Imbal hasil US Treasury 10 tahun berubah menjadi 3,38 persen setelah pengumuman itu, turun dari 3,44 persen sehari sebelumnya. Kendati demikian, angka itu naik 40 basis poin dari posisi setahun lalu. Sementara itu, yield SBN 10 tahun di posisi 6,2 persen, turun sekitar 47 basis poin dari posisi setahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper