Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berhasil menekan beban bunga dan keuangan sebesar Rp10 triliun sepanjang periode 2021 hingga 2022. Saat ini, perusahaan setrum pelat merah itu mencatatkan beban bunga dan keuangan sebesar Rp17 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai positif dukungan Kementerian Keuangan yang telah melakukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 159/2022 tentang tata cara penyediaan, pencairan dan pertanggungjawaban dana kompensasi.
Dukungan itu, kata Darmawan, membuat pembayaran dana kompensasi menjadi lebih cepat untuk mendukung keberlanjutan arus kas perusahaan.
“Hal ini membuat pembayaran dana kompensasi bagi perusahaan menjadi lebih cepat dan berdampak pada perbaikan arus kas operasi perusahaan,” kata Darmawan dalam siaran pers, Kamis (4/5/2023).
Seperti diketahui, PLN awalnya mencatatkan beban bunga dan keuangan sebesar Rp27 triliun pada 2020, lalu berkurang menjadi Rp20 triliun di 2021. Beban bungan itu kembali menyusut ke level Rp17 triliun sepanjang tahun lalu.
Dengan performa ini PLN mendapatkan penghargaan debitur terbaik dari Kementerian Keuangan RI selama 3 tahun berturut-turut sejak 2020, 2021, dan 2022.
Baca Juga
Sementara itu, PLN berhasil membukukan laba bersih senilai Rp14,4 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut lebih tinggi 124 persen dibandingkan target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6,4 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan PLN 2022 (audited), perolehan laba bersih itu naik 9,09 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp13,2 triliun.
Secara terperinci, PLN berhasil meningkatkan penjualan listrik sebesar 6,3 persen dari 257,6 terrawatt hour (TWh) pada 2021, menjadi 273,8 TWh pada 2022. Hal ini berdampak pada meningkatnya pendapatan penjualan tenaga listrik 7,7 persen, dari Rp288,9 triliun pada 2021, menjadi Rp311,1 triliun pada 2022.
Keberhasilan ini, kata Darmawan, juga diraih PLN berkat upaya efisiensi melalui transformasi digital secara end-to-end. Mulai dari digitalisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, pengadaan, pengendalian sistem keuangan, hingga sistem monitoring aset, hasilnya proses bisnis lebih efektif dan tepat sasaran.
“Capaian ini bukan sekadar angka. Di balik itu semua, ada kerja keras, dedikasi, dan loyalitas seluruh insan PLN yang melakukan transformasi dengan fondasi digitalisasi. Menata seluruh proses bisnis yang berserak menjadi unified, yang terfragmentasi menjadi streamlined,” kata dia.