Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan masih dalam tren menurun pada April 2023.
Inflasi April 2023 tercatat sebesar 4,33 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan April 2022 yakni 3,47 persen yoy. Begitu pula pada Januari dan Februari 2023.
Akan tetapi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, inflasi tahunan April 2023 lebih rendah.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa perkembangan inflasi pada April 2023 dipengaruhi oleh momentum Ramadan dan Idulfitri, serta panen raya padi dan komoditas hortikultura pada periode laporan.
“Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 11,96 persen dan ini memberikan andil kepada inflasi di bulan April secara tahunan sebesar 1,45 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (2/5/2023).
Margo melanjutkan, komoditas penyumbang terbesar inflasi tahunan April 2023 yakni bensin dengan andil sebesar 0,91 persen, disusul beras dengan andil sebesar 0,37 persen, dan rokok kretek filter andil 0,21 persen terhadap inflasi tahunan.
Baca Juga
Adapun berdasarkan wilayah, dari 90 kota dalam laporan BPS, sebanyak 39 di antaranya mengalami inflasi tahunan lebih rendah dibandingkan dengan nasional dan 51 kota lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai 0,37 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Secara tahunan, inflasi pada April 2023 diperkirakan mencapai 4,37 persen (year-on-year/yoy).
Josua mengatakan, peningkatan inflasi bulanan pada April 2023 terutama didorong oleh peningkatan inflasi komponen inti dan inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices).
“Sehubungan dengan Hari Besar Keagamaan Nasional serta aktivitas mudik, konsumsi masyarakat cenderung meningkat sehingga mendorong kenaikan inflasi inti,” katanya.
Josua memperkirakan tingkat inflasi inti pada April 2023 akan mencapai 2,91 persen yoy. Selain itu, arus mudik pada momentum Idulfitri juga akan mengerek kenaikan harga transportasi udara dan transportasi darat yang mendorong peningkatan inflasi harga yang diatur pemerintah.