Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi yang terus mengalami kenaikan menjadi perhatian ekonomi terbesar tahun ini. Dengan ekonomi global berkinerja lebih baik dari yang diharapkan, sebagian besar ekonom utama memperkirakan akan lolos dari resesi.
Sebagian besar ekonom mengatakan bahwa diperkirakan ekonomi global dapat lolos baik dari resesi langsung atau lolos dari resesi yang dangkal. Hal ini menunjukan bahwa para pembuat kebijakan telah menghentikan pekerjaan mereka dalam menjinakkan inflasi.
Diketahui bahwa para ekonom meningkatkan proyek inflasi mereka. Proyeksi median dinaikkan untuk lebih dari dua pertiga dari 45 ekonom yang disurvei, dan para ekonom mengatakan bahwa mereka mengantisipasi inflasi melebihi prediksi mereka, bukan di bawahnya.
Selanjutnya, sebanyak 207 dari 268 ekonom mengatakan bahwa risiko yang lebih besar terhadap proyeksi inflasi untuk tahun 2023 mereka lebih tinggi dari yang mereka perkiraan. Sedangkan, hanya 61 ekonom yang mengatakan dapat lebih rendah dari perkiraan.
"Pertanyaan makro besar hari ini adalah seberapa besar pelemahan ekonomi diperlukan untuk mengendalikan inflasi. Maksud kami adalah hanya ada sedikit kemajuan dalam menurunkan inflasi global dengan hampir tidak ada rasa sakit yang nyata," Ucap ekonomi global di Bank of America Securities, Ethan Harris, mengutip dari pemberitaan Reuters (28/4/2023).
Harris kemudian menambahkan bahwa sementara investor mencoba untuk melihat periode yang lebih normal ke depan, rebalancing perlu benar-benar terjadi.
Baca Juga
Kemudian dari hasil jajak pendapat Reuters (28/4), yang tidak menunjukkan adanya kemungkinan pelonggaran segera oleh Federal Reserve (The Fed), tidak sesuai dengan harapan pasar mengenai pelonggaran kebijakan AS yang akan dimulai pada akhir tahun.
Jajak pendapat juga menunjukan bahwa The Fed diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga akhir 25 basis poin pada bulan Mei dan kemudian tetap stabil selama sisa tahun 2023.
Di sisi lain, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga deposito dengan jumlah yang sama di minggu depan dan bulan Juni. Bank of England (BoE) juga diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga pada bulan Mei.
Diketahui, 94 dari 176 ekonom mengatakan bahwa inflasi yang terus memuncak menjadi risiko terbesar bagi ekonomi global. Sisanya memilih kekacauan keuangan.
Selain itu, pasar keuangan menghabiskan sebagian besar bulan Maret dalam cengkeraman kekhawatiran tentang kesehatan bank regional di AS dan Eropa. Kekhawatiran ini mulai mereda sejak hal tersebut.
"Ketika kekhawatiran krisis surut, kekhawatiran inflasi kembali lagi. Risiko inflasi miring ke atas karena perlambatan inflasi inti yang telah lama diperkirakan sebagian besar gagal terwujud," ucap kepala strategi makro global di TD Securities, James Rossiter, mengutip dari Reuters (28/4).
Diketahui bahwa pasar tenaga kerja yang ketat di negara maju dan tingkat pengangguran mendekati level terendah dalam beberapa dekade, cenderung menjaga pertumbuhan dan inflasi tetap tinggi.
Tingkat pengangguran AS diperkirakan akan meningkat dari 3,5 persen pada saat ini, dan menjadi 4,3 persen pada akhir tahun 2023. Sedangkan untuk tahun 2024 rata-rata diperkirakan sebesar 4,5 persen.
Kemudian untuk pertumbuhan, diperkirakan rata-rata berada di 1,1 persen dan 0,8 persen untuk di tahun ini dan di tahun 2024.
Pertumbuhan ekonomi di China juga diperkirakan akan meningkat menjadi 5,4 persen tahun ini, dibandingkan dari 3,0 persen tahun lalu.