Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Konsumen Eropa bergabung dengan pihak-pihak yang tidak setuju dengan penggunaan ChatGPT dan chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) serupa.
Organisasi tersebut meminta lembaga perlindungan konsumen Uni Eropa melakukan penyelidikan teknologi serta potensi dari penggunaan ChatGPT bagi pengguna.
Kecerdasan teknologi yang dapat menulis teks dan membuat gambar berdasarkan permintaan seperti manusia tersebut telah membuat teknologi lain seperti Google (Alphabet), Amazon Cloud, dan Meta Platforms meluncurkan teknologi serupa.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (25/4/2023), BEUC, sebuah grup yang mewadahi 46 organisasi konsumen dari 32 negara mengumumkan kekhawatirannya terhadap penerapan kecerdasan buatan.
Ketakutannya tersebut dilaporkan pada awal bulan ini kepada jaringan otoritas keselamatan konsumen (jaringan CSN) dan pada jaringan otoritas perlindungan konsumen (jaringan CPC).
Grup lobi tersebut mengatakan bahwa konten yang dihasilkan oleh chatbot yang tampak benar dan dapat diandalkan ternyata seringkali salah secara faktual, sehingga dapat menyesatkan konsumen.
Baca Juga
Menurutnya, pengguna anak-anak dan yang berusia muda dapat lebih mudah terkena risiko tersebut.
"BEUC dengan demikian meminta untuk menyelidiki risiko yang ditimbulkan oleh sistem AI ini kepada konsumen sebagai hal yang mendesak, untuk mengidentifikasi kehadiran mereka di pasar konsumen dan untuk mengeksplorasi tindakan perbaikan apa yang harus diambil untuk menghindari kerugian konsumen," Wakil Direktur Jenderal BEUC Ursula Pachl menulis dalam surat kepada jaringan BPK dan Komisi Eropa.