Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Impor KRL Bekas, Erick Thohir: Masih Terbuka, Asalkan...

Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan opsi impor darurat rangkaian kereta rel listrik (KRL) bekas asal Jepang masih terbuka.
Menteri BUMN Erick Thohir mendukung penuh keputusan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk menghentikan kontrak 12 pesawat Bombardier CRJ 1000. Pasalnya, hal tersebut sebagai bagian dari upaya efisiensi di tubuh maskapai nasional tersebut./ Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir mendukung penuh keputusan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk menghentikan kontrak 12 pesawat Bombardier CRJ 1000. Pasalnya, hal tersebut sebagai bagian dari upaya efisiensi di tubuh maskapai nasional tersebut./ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyebutkan opsi impor darurat rangkaian kereta rel listrik (KRL) bekas asal Jepang masih terbuka.

Erick Thohir menjelaskan, potensi impor tersebut masih dibahas mengingat cukup banyaknya rangkaian kereta yang akan dipensiunkan pada periode 2023-2024 mendatang. Di sisi lain, jumlah pengguna layanan KRL Jabodetabek terus menunjukkan tren kenaikan.

Salah satu poin penting yang dibahas pemerintah terkait opsi impor KRL bekas adalah soal harga. Erick mengatakan, pemerintah tidak akan mengambil opsi impor darurat jika rangkaian kereta yang akan dibeli dapat membebani keuangan negara.

“Opsi impor kami masih terbuka, asalkan harganya baik,” kata Erick pada Selasa (18/4/2023) di Jakarta.

Dia mengatakan, Kementerian BUMN serta instansi pemangku kepentingan terkait lainnya masih terus mengkaji hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Menurutnya, pemerintah masih mengkaji dua opsi potensial, yakni impor KRL bekas atau pengadaan dari dalam negeri.

Erick menuturkan, para pemangku kepentingan terkait juga akan kembali berdiskusi dalam beberapa waktu ke depan. Dia juga optimistis masalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

“Insya Allah dalam pertemuan nanti ada jalan keluar tanpa kita saling menyalahkan," kata Erick.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal, menjelaskan, opsi seperti impor KRL, pembelian rangkaian baru dan retrofit pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada para penumpang KRL Jabodetabek. 

Oleh karena itu, pihaknya terbuka untuk menerima opsi-opsi tersebut dalam upaya peremajaan armada kereta yang akan dipensiunkan pada periode 2023-2024. 

“Kami terbuka dan dukung untuk seluruh opsi baik beli baru, impor, atau retrofit asalkan tidak menyalahi aturan yang berlaku,” jelas Risal.

Risal melanjutkan, salah satu tantangan dalam perawatan rangkaian KRL yang akan dipensiunkan dalam waktu dekat adalah ketersediaan suku cadang atau sparepart kereta tersebut. Menurutnya, pabrik penghasil rangkaian kereta tersebut belum tentu menyediakan atau masih memproduksi suku cadang terkait. 

Seiring dengan hal tersebut, Risal mengatakan akan mengupayakan perawatan operasional yang optimal. Rangkaian kereta akan tetap dioperasikan selama masih memungkinkan dan ketersediaan suku cadangnya terjamin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper