Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor China Bidik Pulau Rempang Batam yang Dikelola Tommy Winata

Investor China Xinyi Glass Holdings Ltd. membidik Pulau Rempang, Batam usai resmi jadi kawasan investasi. Kawasan Pulau Rempang dikelola oleh Tommy Winata.
Perwakilan Xinyi Glass Holdings Ltd. mendatangi BP Batam untuk mempelajari iklim usaha di wilayah tersebut. JIBI
Perwakilan Xinyi Glass Holdings Ltd. mendatangi BP Batam untuk mempelajari iklim usaha di wilayah tersebut. JIBI

Bisnis.com, BATAM - Sejak mendapat kepastian dapat dikelola sebagai kawasan ekonomi terpadu, Pulau Rempang mulai banjir peminat dari investor mancanegara. Salah satunya investor asal China, Xinyi Glass Holdings Ltd. berkunjung ke Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Xinyi Glass Holdings Ltd. sengaja datang ke Batam untuk mempelajari secara langsung iklim usaha di pulau tersebut, Minggu (16/4/2023). Seperti diketahui, Xinyi Glass Holdings Ltd. ini adalah produsen terkemuka produk kaca, seperti kaca mobil, kaca hemat energi dan kaca float berkualitas tinggi, dengan pasar lebih dari 150 negara. 

CEO Xinyi Glass Holdings Ltd. Tung Chiang Sai mengatakan bahwa dia memperhatikan pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilakukan di Batam. Dia optimis jika terus seperti itu, Batam akan menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi.

"Batam sangat maju dan berkembang di Indonesia, banyak perusahaan China tertarik terhadap Batam, Saya sendiri sedang mempelajari iklim investasi di Batam dan memang sangat menarik serta menjanjikan bagi dunia investasi," ujar Tung.

Sementara itu, Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan pihaknya menyambut baik minat perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut, yang mau berinvestasi di Pulau Rempang, Batam.

"Tentu ketertarikan [investor China] menjadi angin segar bagi pertumbuhan nilai investasi dan ekonomi Batam kedepan," katanya.

Selain itu, dia menuturkan akselerasi pengembangan dan komitmen pemerintah pusat terhadap pulau Rempang sebagai The New Engine of Indonesian’s Economic Growth berkonsep “Green and Sustainable City juga menjadi daya tarik bagi investor tersebut untuk menjajaki peluang investasi. 

"Percepatan pembangunan kawasan Rempang diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Batam," sebutnya.

Untuk itu, pihaknya akan mengawal dan mendukung upaya investasi asing untuk melakukan perluasan investasi di Batam utamanya dari sisi regulasi dan perizinan. Dia pun berharap hal tersebut dapat menjadi peluang terhadap lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada di pulau Rempang.  

Dari pihak BP Batam, rencananya Pulau Rempang akan dibagi menjadi 7 kawasan. BP Batam memang berencana menjadikan Pulau Rempang sebagai The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dengan konsep “Green and Sustainable City”.

Selain menerima SK HPL dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang RI, BP Batam juga telah menyerahkan rencana pengembangan (development plan) kawasan kepada perusahaan pengembang, PT Makmur Elok Graha (MEG).

“Sejak peluncuran, ada kebulatan tekad dari pemerintah pusat bahwa ini harus bisa terlaksana dengan baik,” ujar Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam Sudirman Saad.

Sudirman tak menampik, masyarakat di sana bakal menjadi bagian penting dalam pengembangan kawasan ke depannya. Dengan demikian, dia tak ingin terjadi polemik di publik terkait rencana nantinya. Apalagi sampai mengganggu situasi kondusif dan berdampak buruk terhadap iklim investasi di Kota Batam.

“Yang penting, semuanya dicek sesuai rencana detail tata ruang dan variabel teknis lainnya. Kita juga bakal segera menggelar rapat bersama instansi terkait serta aparat penegak hukum yang ada,” tambahnya.

Sudirman ingin seluruh pihak dapat mendukung rencana pengembangan Pulau Rempang ke depannya.

Untuk diketahui, akan ada tujuh zona yang dikembangkan di kawasan tersebut. Pihak pengembang yakni PT Mega Elok Graha (MEG) memaparkan ketujuh zona itu akan dibagi menjadi Rempang Integrated Industrial Zone, Rempang Integrated Agro-Tourism Zone, Rempang Integrated Commercial and Residential, Rempang Integrated Tourism Zone, Rempang Forest and Solar Farm Zone, Wildlife and Nature Zone dan Galang Heritage Zone.

"Kita juga akan segera melakukan sosialisasi ke publik. Yang paling penting tak ada marginalisasi selama pengembangan. Mari kita bersama menjaga kondusivitas," pungkasnya.

Setelah tertunda selama 18 tahun, Pulau Rempang di Batam akhirnya bisa digarap oleh PT Mega Elok Graha (MEG), anak perusahaan milik pengusaha Tomy Winata, Artha Graha. 

Kepastian tersebut menyusul acara peluncuran Program Pengembangan Pulau Rempang di Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (12/4/2023).

Nilai investasi untuk mega proyek pengembangan pulau yang berlokasi di selatan Batam tersebut sebesar Rp381 triliun, dan akan dilakukan secara bertahap hingga 2080. Prediksi jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 306.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper