Bisnis.com, JAKARTA - Jerman akan mengakhiri penggunaan tenaga nuklir untuk listrik setelah digunakan sejak 1960-an. Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terakhir negara tersebut akan berhenti beroperasi pada Sabtu, 15 April 2023 waktu setempat.
Ketiga PLTN tersebut yakni Isar II, Emsland dan Neckarwestheim II. Melansir laman Reuters, Sabtu (15/4/2023) Jerman akan memulai rencananya untuk pembangkit listrik terbarukan sepenuhnya pada 2035.
Jerman berjanji untuk berhenti menggunakan tenaga nuklir secara definitif setelah bencana Fukushima Jepang pada 2011. Namun penghentian terakhir ditunda musim panas lalu hingga tahun ini setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Hal tersebut mendorong Jerman untuk menghentikan impor bahan bakar fosil Rusia. Harga melonjak dan ada kekhawatiran kekurangan energi di seluruh dunia, tetapi sekarang Jerman yakin lagi tentang pasokan gas dan perluasan energi terbarukan.
Adapun tenaga nuklir di Jerman dimulai dengan reaktor penelitian pada 1950-an dan 1960-an dengan pembangkit komersial pertama beroperasi pada 1969. Tenaga nuklir telah menjadi isu politik topikal dalam beberapa dekade terakhir, dengan perdebatan yang terus berlanjut tentang kapan teknologi tersebut harus dihapus.
Gerakan anti-nuklir di Jerman memiliki sejarah panjang sejak awal 1970-an. Dimulai dengan demonstrasi besar mencegah pembangunan pembangkit nuklir di Wyhl.
Baca Juga
Ini semakin intensif ketika bencana Chernobyl terjadi pada 1986 dan radionuklida yang dilepaskan oleh kecelakaan itu dapat dideteksi di sebagian besar wilayah Jerman.
Topik tersebut mendapat perhatian baru dan pembalikan kebijakan ketika Partai Hijau anti-nuklir menjadi bagian dari pemerintah federal dari tahun 1998 hingga 2005, pada awal 2007 karena dampak politik dari sengketa energi Rusia-Belarus, pada tahun 2010 ketika perekonomian- FDP ramah adalah bagian dari koalisi Merkel, dan pada 2011 setelah kecelakaan nuklir Fukushima di Jepang.
Beberapa hari setelah bencana nuklir Fukushima Daiichi Maret 2011 , protes anti-nuklir besar-besaran terjadi di Jerman. Protes berlanjut dan, pada 29 Mei 2011, pemerintah Merkel mengumumkan akan menutup semua pembangkit listrik tenaga nuklirnya pada tahun 2022.
Delapan dari tujuh belas reaktor yang beroperasi di Jerman, sebagian besar yang lebih tua, ditutup secara permanen setelah kejadian Fukushima. Kanselir Angela Merkel mengatakan penghentian tenaga nuklir , yang sebelumnya dijadwalkan akan selesai paling lambat tahun 2036, akan memberi Jerman keunggulan kompetitif di era energi terbarukan.