Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank di Amerika Serikat (AS) diketahui mengurangi pinjaman mereka dari dua fasilitas pinjaman jaminan backstop Federal Reserve (The Fed) karena kendala likuiditas terus mereda usai runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB).
Berdasarkan dari data The Fed yang dirilis pada hari Kamis (14/4/2023), bank-bank AS memiliki pinjaman yang belum lunas sebesar US$139,5 miliar dalam sepekan hingga 12 April 2023 atau sebesar Rp2 kuadriliun. Pinjaman tersebut diketahui menurun, dibandingkan dengan minggu sebelumnya yakni sebesar US$148,7 miliar.
Kemudian, data menunjukkan bahwa pinjaman yang belum dilunasi sebesar US$67,6 miliar atau setara dengan Rp991 triliun, dari program pinjaman backstop tradisional The Fed.
Data tersebut menunjukan penurunan, mengingat pada minggu lalu pinjaman mencapai hingga US$69,7 miliar. Pinjaman darurat The Fed bahkan mencapai rekor sebesar Rp152,9 miliar di bulan lalu.
Kemudian, dari data lainnya, permintaan bank dari Program Pendanaan Berjangka Bank mencapai US$$71,8 miliar atau setara dengan Rp1 kuadriliun, dibandingkan dengan US$$79 miliar pada minggu sebelumnya.
Beberapa pejabat The Fed selama seminggu terakhir juga mengatakan bahwa pelonggaran berkelanjutan dalam permintaan lembaga keuangan untuk likuiditas dari The Fed, menunjukkan tekanan di sektor perbankan mereda.
Baca Juga
"Saya belum siap untuk menyatakan semuanya sudah jelas, tetapi ada tanda-tanda harapan bahwa risiko-risiko ini sekarang lebih dipahami dan ketenangan sedang dipulihkan” Ucap Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, mengutip dari Bloomberg (14/4/2023).
Fasilitas diskonto merupakan fasilitas likuiditas tertua The Fed untuk bank-bank. Pinjaman dapat diperpanjang selama 90 hari dan bank-bank dapat memposting berbagai macam jaminan.
Program Pendanaan Berjangka Bank (BTFP), dibuka 12 Maret setelah The Fed mengumumkan kondisi darurat, menyusul runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Kredit dapat diperpanjang selama satu tahun di bawah program dan pedoman agunan lebih ketat.
Selanjutnya, berdasarkan laporan Evercore ISI, firma penasihat perbankan investasi independen global, Krishna Guha dalam catatan kepada kliennya mengkonfirmasi bahwa fase akut dari tekanan perbankan saat ini terus menurun secara bertahap.
Pinjaman The Fed, untuk menjembatani bank yang didirikan oleh Federal Deposit Insurance Corp. untuk menyelesaikan SVB dan Signature Bank, turun menjadi US$172,6 miliar dalam seminggu hingga 12 April atau setara dengan Rp2,5 kuadriliun, dari US$174,6 miliar pada minggu sebelumnya.
Bank sentral asing juga memiliki US$30 miliar atau setara dengan Rp440 triliun, yang beredar dalam fasilitas perjanjian pembelian kembali Otoritas Moneter Asing dan Internasional milik The Fed, dalam seminggu hingga 12 April turun dari US$40 miliar.