Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Beras Menipis, Amankah Stok untuk Lebaran?

Stok cadangan beras pemerintah (CBP) Bulog per 11 April 2023 hanya mencapai mencapai 291.816 ton.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Harga sejumlah komoditas pangan dilaporkan cenderung menurun menjelang Lebaran 2023 ini. Namun, di sisi lain, data Badan Pangan Nasional menunjukkan stok pangan di BUMN pangan pada pekan kedua April ini menipis, termasuk cadangan beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat stok cadangan beras pemerintah (CBP) Bulog per 11 April 2023 hanya mencapai mencapai 291.816 ton. Jumlah tersebut berasal dari CBP sebanyak 270.816 ton, sedangkan stok beras komersil sebanyak 21.621 ton. Idealnya stok CBP mencapai 1,2 juta ton untuk penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta.

Sementara itu, stok beras milik ID Food sebanyak 229 ton sehingga total keseluruhan CBP nasional per 11 April 2023 adalah 292.045 ton.

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, stok beras CBP perlu ditingkatkan. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Bulog untuk menggelontorkan bantuan beras sebanyak 10 kg kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama 3 bulan.

Kebutuhan beras untuk bansos mencapai 213.000 ton per bulan, sementara untuk kebutuhan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar mencapai 100.000 ton.

“Jadi selama 3 bulan, April, Mei, Juni kebutuhan beras untuk melaksanakan program pemerintah sebanyak 900.000 ton lebih,” ujar Gusti dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertema 'Stok Beras Jelang Lebaran Cukup atau Kurang?', dikutip Kamis (13/4/2023).

Untuk itu, Bapanas telah melakukan upaya peningkatan stok beras, antara lain dengan memerintahkan Bulog menyerap beras dan gabah hasil panen raya petani, melakukan penyesuaian harga pokok penjualan (HPP), dan berkoordinasi dengan penggiling padi untuk memasok gabah/berasnya ke Bulog sebanyak 60.000 ton.

Selain itu, Bapanas juga telah menugaskan Bulog untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton sampai dengan akhir tahun ini. Sebanyak 500.000 ton pertama harus didatangkan secepatnya.

Ketut mengakui, pemerintah tidak bisa menunggu pengadaan beras dari dalam negeri. Sebab, di beberapa wilayah, panen sudah mencapai 50-70 persen. Namun, harga gabah masih di atas HPP.

"Tatkala sudah terpenuhi di dalam negeri, sisa impor tidak dilakukan karena target yang dibebankan kepada Bulog 2,4 juta ton di tahun 2023. Minimal dan ending stoknya harus ada 1 juta ton," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Batara Siagian menilai sulitnya terpenuhinya target stok CBP sebesar 2,4 juta ton tahun ini salah satunya disebabkan pemain penggilingan padi banyak yang membangun pasarnya sendiri, tanpa ada kerja sama dengan Bulog.

"Ada perbedaan perilaku dari penggilingan. Jika dulunya sebagian bekerja sama dengan Bulog. Tapi kini mereka relatif membangun market sendiri tanpa melalui pasar induk atau melalui kerja sama dengan Bulog," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper