Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China memperingatkan para eksekutif perbankan negara tersebut bahwa tindakan keras terhadap industri perbankan masih jauh dari selesai.
Pejabat dari Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) dan Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) memanggil eksekutif atas enam bank besar milik negara untuk membahas penyelidikan mantan Ketua Bank of China Ltd. Liu Liange, berdasarkan sumber yang tidak ingin disebutkan namanya yang dikutip Bloomberg, Selasa (4/4/2023).
Dari pertemuan tersebut, CCDI mengumumkan bahwa Liu dicurigai melakukan pelanggaran disiplin dan hukum yangs serius.
CBIRC dan CCDI mengatakan mereka akan memperdalam pemberantasan korupsi di industri keuangan, dan para eksekutif perbankan harus mengambil pelajaran dari Liu
Selain itu, staf perbankan terutama eksekutif senior harus mematuhi hukum dan peraturan dan memperkuat disiplin diri.
Diketahui bahwa kampanye anti-korupsi Presiden Xi Jinping semakin memperoleh momentum setelah diklaim berhasil memberantas praktik-praktik korupsi di pemerintah awal tahun lalu.
Baca Juga
Setidaknya 20 eksekutif keuangan telah diselidiki atau dikenakan sanksi sejak akhir Februari 2023. Chairman China Renaissance Holdings Ltd Bao Fan juga menghilang hampir dua bulan yang lalu.
Sebelumnya, industri keuangan China diguncang oleh tindakan keras pemerintah yang dimulai pada akhir 2021 dan tidak menunjukan tanda-tanda mereda. Tindakan tegas ini kemudian meluas setelah Xi Jinping memulai masa jabatan ketiganya sebagai Presiden China.
CCDI mengatakan minggu lalu bahwa mereka akan memulai gelombak investigasi baru terhadap lebih dari 30 perusahaan milik negara, termasuk peninjauan kembali lima perusahaan keuangan yang sebelumnya telah ditargetkan.
Selain itu, Xi Jinping juga memperketat pengawasannya dengan mengumumkan pembaruan luas dalam rezim regulasi keuangan. Komisi Kerja Keuangan Pusat yang telah lama dibubarkan akan dihidupkan kembali untuk memandu pembangunan partai dalam sektor keuangan, termasuk pengaturan personel dan anti-korupsi.
Di lain sisi, pejabat-pejabat China telah merayu bisnis swasta dan asing untuk mengembalikan kepercayaan pada ekonomi terbesar kedua di dunia.
Dalam Kongres Rakyat Nasional pada Maret lalu, Perdana Menteri China Li Qiang menyatakan dukungan pemerintah yang tak tergoyahkan bagi sektor swasta.