Bisnis.com, BADUNG – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa negara anggota Asean memiliki komitmen untuk mencapai net zero emission sesuai dengan target nationally determined contribution (NDC).
Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 31,89 dengan upaya sendiri dan 42 persen dengan dukungan global.
Sri Mulyani menyampaikan, komitmen negara anggota Asean yang diwujudkan dalam Asean Taksonomi 2 diharapkan dapat memobilisasi banyak pembiayaan dari sektor swasta. Pasalnya, pencapaian target emisi karbon tidak hanya dapat mengandalkan APBN.
“Terutama untuk mekanisme transisi energi, baik untuk memensiunkan batu bara, maupun untuk membangun energi baru terbarukan,” katanya dalam Konferensi Pers Financing Transition in Asean,” Kamis (30/3/2023).
Sri Mulyani menjelaskan, dalam mencapai target tersebut, bagian yang paling berisiko adalah penghentian penggunaan batu bara yang membutuhkan pembiayaan, sementara banyak lembaga keuangan enggan membiayai.
Asean Taksonomi, imbuhnya, telah mengakomodasi kebutuhan transisi energi untuk negara-negara seperti Indonesia, yang tidak hanya membangun energi baru dan energi terbarukan, tetapi juga bagaimana memensiunkan lebih banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara.
Baca Juga
Indonesia bersama dengan negara anggota lainnya saat ini tengah membahas lebih detail terkait prinsip yang dapat diterima oleh semua pemangku kepentingan dalam ekosistem pembiayaan transisi energi.
“Asean Taksonomi versi 2 mungkin merupakan yang pertama di dunia yang mengakui pembiayaan untuk transisi energi melalui kategori hijau dan kuning, yang mana hal ini memberikan kejelasan terkait klasifikasi atau kategori dan kemudian bagaimana mengukurnya,” jelasnya.
Sri Mulyani menambahkan, Asean Taksonomi juga akan memberikan kepastian bagi sektor keuangan sehingga proyek-proyek tersebut dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan.