Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan dan inovasi tekstil yang berkelanjutan di Indonesia, produsen serat viscose-rayon, Asia Pacific Rayon (APR) kembali berpartisipasi dalam Pameran Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terintegrasi bertaraf international, Indo Intertex-Inatex 2023.
Diselenggarakan di JIEXPO Kemayoran pada 29-31 Maret 2023, APR bersama 12 mitra menampilkan berbagai aplikasi produk viscose-rayon berteknologi canggih dan inovatif guna mendukung target Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lima besar pusat manufaktur tekstil dunia pada 2030 dengan spesialisasi functional clothing.
Produk yang ditampilkan meliputi benang, kain printing, kain celup hingga aplikasi produk fashion yang material utamanya menggunakan viscose-rayon APR, seperti sarung, denim, modest wear hingga loungewear dan home textile. Kedua belas mitra dalam pameran kali ini yaitu PT ACP, Agungtex, Argo Pantes, Duniatex, Gajah Duduk, Harapan Abadi Tekstil Indonesia (HATI), Inoui Printing, Kabanatex, Multi Sandang, Purnamatex, PT Pancapersada Mulia, dan WISKA.
APR juga menampilkan produk recycled fibre Finex, yakni serat daur ulang ramah lingkungan yang dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Selain itu, APR juga menampilkan produkserat selulosa berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, Lyocell.
“Keikutsertaan APR dalam pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai inovasi dan teknologi terbaru dalam pengembangan produk viscose-rayon yang ramah lingkungan dan berkualitas tinggi. Hal ini juga sebagai bentuk komitmen kami untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat manufaktur dunia pada 2030,” ujar Basrie Kamba, Presiden Direktur APR.
Foto: Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKTF) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito ditemani Presiden Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba mengunjungi booth APR pada penyelenggaraan Indo intertex-Inatex 2023
Selain pameran, Indointertex-Inatex 2023 juga menghadirkan serangkaian sesi informatif dan edukatif tentang tren dan teknologi terkini di industri tekstil dan garmen. Salah satunya dikemas dalam Fashionpreneur Workshop dan seminar lainnya mengenai perkembangan Industri TPT Nasional, yang dihadiri para pakar dan ahli dari pemerintahan, asosiasi, dan peserta pameran.
Sebagai informasi, serat rayon APR berasal dari bahan baku yang terbarukan, terlacak dan mudah terurai (biodegradable), menjadikan serat rayon sebagai bahan baku pakaian yang mendukung konsep sustainable atau berkelanjutan. APR bahkan telah memiliki aplikasi “Follow Our Fiber” yang memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk melacak asal mula bahan baku kain yang dipakai untuk memproduksi pakaian.
Sejak beroperasi secara penuh pada 2019 lalu, APR terus mempertegas komitmennya dalam keberlanjutan dengan meluncurkan komitmen APR2030. Salah satunya, APR berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam menjalankan proses produksi bersih dan closed-loop di industri tekstil Indonesia.
Saat ini, pabrik APR yang berlokasi di Pangkalan Kerinci mampu memproduksi rayon viscose berkapasitas 300.000 ton per tahun dan telah diekspor ke lebih dari 20 negara, termasuk Turki, Pakistan, India, dan Bangladesh.
Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKTF) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito mengatakan pameran Indo Intertex-Inatex 2023 menjadi suatu wadah untuk mendukung akselerasi perkembangan tekstil dan perekonomian Indonesia.
“Penyelenggaraan ini menjadi kolaborasi yang baik buat kita, bagaimana mempertemukan industri hulu sampai dengan hilir sehingga terjadi harmonisasi pertekstilan dalam negeri,” ujarnya.
Warsito turut mengapresiasi partisipasi APR yang turut memamerkan kekuatan industri tekstil dalam negeri lewat kolaborasi dengan 12 mitranya. “Bagaimana kita bisa memamerkan kekuatan industri tekstil dalam negeri kita dan APR memamerkan kemampuannya, yang menjadi pertanda bahwa kita juga bisa berada di antara negara yang jauh lebih besar [teknologi tekstilnya] daripada kita,” ujarnya.