Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Sebut Perjanjian Dagang Tradisional Merugikan

Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perjanjian perdagangan bebas telah melemahkan ekonomi AS.
Ilustrasi/jibi
Ilustrasi/jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perjanjian perdagangan bebas seperti pemangkasan tarif telah membuat ekonomi AS rentan.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (24/3/2023), Duta Besar Tai yang muncul di hadapan Komite DPR Ways and Means mengatakan pemangkasan tarif dan aturan untuk memenuhi persyaratan perjanjian perdagangan bebas telah menyebabkan deindustrialisasi dan berkurangnya kapabilitas AS.

Hal itu terlepas dari manfaat di beberapa bidang seperti tekstil dalam kesepakatan perdagangan bebas dengan negara-negara Amerika Tengah, dan pertanian di kesepakatan lain, yang telah mendukung rantai pasok, katanya.

Pemerintahan Biden belum melakukan pembicaraan perdagangan bebas apa pun, memilih untuk mengejar tujuannya melalui inisiatif yang berfokus pada masalah seperti rantai pasokan dan lingkungan dan tidak memerlukan persetujuan kongres. Itu termasuk Indo-Pacific Economic Framework dan Americas Partnership for Economic Prosperity.

Dubes Tai mengatakan bahwa pemerintah sedang mengejar kebijakan perdagangan yang didorong oleh manfaat bagi pekerja.

Menurut Tai, pendekatan perdagangan tradisional telah menciptakan permasalahan yang mengakar di rantai pasok dan persaingan dengan negara non pasar seperti China.

“Kami tidak mengejar perjanjian perdagangan tradisional yang sepenuhnya meliberalisasi, karena kami melihat itu sebagai bagian dari masalah yang kami coba perbaiki,” katanya.

Pada hari kedua, dia mendengarkan kritik dari anggota parlemen Republik yang menyalahkan pemerintah karena tidak merundingkan perjanjian perdagangan bebas yang baru.

Pendahulu Presiden Joe Biden, Donald Trump, sangat skeptis terhadap perjanjian perdagangan bebas, buktinya dia langsung menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) pada 2017. Salah satu tujuannya untuk melawan pengaruh China di Asia.

“Yang saya cari adalah kemitraan bipartisan tentang kebijakan perdagangan yang membuat Amerika Serikat lebih tangguh, ekonomi kita lebih berkelanjutan, dan hasil kita lebih inklusif,” kata Tai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper