Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta pembahasan ihwal rencana relokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara dilakukan secara tertutup saat rapat bersama dengan Komisi VI, Senin (20/3/2023).
Erick menerangkan kementeriannya masih dalam tahap koordinasi serta kajian lebih lanjut terkait dengan rencana pemindahan salah satu depo BBM vital yang dimiliki PT Pertamina (Persero) tersebut.
“Khususnya untuk pemindahan [depo] dengan seluruh paparannya kalau bisa tertutup karena ini masih dalam rangka rencana dan koordinasi, takutnya ini terlalu terbuka,” kata Erick saat memulai paparannya di hadapan pimpinan dan anggota dewan Komisi VI.
Erick menambahkan, dirinya bakal bersedia untuk membahas kelanjutan rencana pemindahan TBBM Plumpang saat keputusan akhir sudah dibuat pemerintah.
“Dan memang pada saat yang tepat kita akan terbuka tapi untuk itu [pemindahan depo] kalau berkenan mohon diizinkan ada usulan [tertutup] seperti itu,” kata dia.
Lewat permintaan itu, pimpinan dan seluruh anggota dewan Komisi VI menerima usulan Erick untuk digelar rapat secara tertutup.
Baca Juga
“Kita setuju, nanti sampaikan saja kalau sudah waktunya tertutup, kalau sudah waktunya kita putuskan tertutup,” kata Ketua Komisi VI Faisol Reza.
Keputusan pemindahan depo dengan porsi penyimpanan dan distribusi BBM mencapai 15 persen kebutuhan nasional itu memang belakangan belum ada titik temu.
Kementerian BUMN beberapa kali menegaskan ingin memindahkan Depo Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di kawasan reklamasi Kalibaru pada akhir 2024.
Hanya saja, rencana kementerian badan usaha pelat merah itu ditolak mentah-mentah oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut, masyarakat sekitar obyek vital itu yang mesti dipindah pascainsiden kebakaran, Jumat (3/3/2023) lalu.
Belakangan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, rencana relokasi Depo Plumpang itu hanya akan dilakukan sebagian pada segmen BBM ritel, sementara unit usaha lain pada TBBM itu bakal tetap berada di Plumpang.
"Relokasi itu sebagian saja, yaitu BBM retail karena di situ hari ini pun ada pengisian truk tangki sampai 1.000 kali sehingga kalau dengan kondisi hari ini jalanan berbaur dengan masyarakat dan di sekitar situ juga sudah sangat padat dengan penduduk," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Adapun, Depo Plumpang dengan luasan lahan mencapai 48.352 hektare (ha) itu memiliki kapasitas tangki penyimpanan BBM hingga 324.535 kiloliter (kl).
Depo Plumpang memasok BBM untuk 790 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di 19 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Cakupan pasokan Plumpang itu mengambil bagian 15 persen dari keseluruhan kebutuhan BBM nasional.
Tak hanya penyimpanan BBM, Depo Plumpang juga memiliki fasilitas lain, seperti penyimpanan liquefied petroleum gas (LPG), pelumas, pusat studi lubricant, dan fasilitas lainnya.
“Kalau [Plumpang] ini kita off-kan maka value chain ini kan terputus sehingga akan mengganggu distribusi, maka pembangunan buffer zone ini penting karena opsi untuk menutup sekarang tidak mungkin,” kata Nicke.