Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mencatat total korban meninggal dunia akibat insiden kebakaran Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang mencapai 23 jiwa hingga Selasa (14/3/2023).
“Jumlah yang meninggal 23 orang kita berduka dengan ini ada yang dirawat di rumah sakit tidak tertolong,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Di sisi lain, Nicke menambahkan, pihaknya turut mencatat terdapat 23 pasien rawat inap yang masih dirawat di rumah sakit. Adapun, 25 pasien sebelumnya sudah dinyatakan pulih.
“Sebanyak 25 orang yang sudah pulang dari masa pemulihan tetap akan di-back up semua untuk kebutuhan biaya pengobatannya,” kata dia.
Selain itu, dia menuturkan, jumlah pengungsi akibat insiden kebakaran Depo Pertamina itu juga sudah berkurang. Dia mencontohkan, sejumlah posko pengungsian yang sempat dikunjungi Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan kapasitas 800 orang telah kosong saat ini.
“Hari ini sudah tidak ada orang, sudah kosong. Warga yang tadinya di sini sudah kita sewakan rumah untuk mereka tinggal,” tuturnya.
Baca Juga
Adapun, Pertamina sudah menyalurkan bantuan sebanyak Rp1,72 miliar untuk warga terdampak insiden kebakaran Depo Plumpang tersebut hingga saat ini.
“Bagi warga yang rumahnya terbakar ini kami siapkan bantuan untuk kontrakan hunian sementara, kebutuhan sewa dan mengganti dari barang-barang yang terbakar,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya untuk segera mencari solusi terkait kebakaran TBBM Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023).
Instruksi tersebut disampaikan Kepala Negara usai meninjau posko pengungsian di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela, Rawa Badak Selatan, Jakarta, pada Minggu (5/3/2023).
"Saya sudah perintahkan kepada Menteri BUMN [Erick Thohir] dan juga [Pj] Gubernur DKI [Heru Budi Hartono] untuk segera mencari solusi dari kejadian yang terjadi di Plumpang. Terutama karena ini memang zona yang bahaya, tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya," ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media.