Bisnis.com, JAKARTA - El Nino yang diprediksi bakal melanda Indonesia pada tahun ini dikhawatirkan dapat mengganggu produksi beras dalam negeri.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mengatakan, persoalan perubahan iklim terus menjadi perbincangan semua orang di dunia. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperkirakan Indonesia bakal dilanda El Nino.
“Semua orang di dunia sekarang sedang mendiskusikan climate change. Hari ini panas, besok hujan. BMKG Bu Dwikorita WA [Whatsapp] ke saya, kondisinya bisa jadi 50 persen hingga 60 persen kita akan El Nino,” kata Arief saat dijumpai di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3/2023).
Dijelaskan Arief, para petani akan kesulitan untuk menanam padi. Sebab, jika El Nino melanda, Indonesia akan mengalami kekeringan, sehingga kebutuhan air untuk menanam padi menjadi berkurang.
Sebaliknya, jika Indonesia dilanda La Nina, maka curah hujan di wilayah Indonesia secara umum bakal meningkat sehingga menguntungkan petani saat menanam padi.
“Kalau La Nina kita diberi kesempatan untuk tanam lebih banyak karena hujan, tapi kalau El Nino berarti airnya akan berkurang. Padi kalau nggak ada air nggak bisa,” jelasnya.
Baca Juga
Jika produksi dalam negeri berkurang, maka target penyerapan Perum Bulog sebanyak 2,4 juta ton di 2023 juga ikut terganggu.
Perlu diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi nya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, sehingga memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Sementara, La Nina merupakan fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi nya, sehingga meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.