Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan benih asal Jawa Barat, Tani Murni Indonesia (TMI) mengungkap rencana ekspansi ke pasar sayuran di dataran rendah (lowland) Papua, setelah sukses menjadi perusahaan benih sayur pertama yang masuk ke dataran tinggi (highland) di Papua pada tahun lalu.
Manager Marketing Nasional TMI Yudi Kudiarto menyebut produk-produk benih berkualitas dari pihaknya akan mulai tersedia di di wilayah Domberay, melalui kota dan kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya pada bulan ini.
"Untuk wilayah lowland Papua akan start Maret. Kami juga sudah menyiapkan rencana demoplot bersama kelompok tani untuk mengedukasi petani dengan benih sayuran berkualitas dan praktik pertanian yang baik. Salah satunya seperti cara menyemai supaya hasil tanaman dapat sesuai dengan jumlah yang diharapkan," kata Yudi dalam keterangan resmi, Rabu (15/3/2023).
Tidak hanya untuk mengembangkan bisnis, eksistensi TMI di Papua juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani sayur dan mengembangkan sumber daya Orang Asli Papua (OAP). Salah satunya dengan mempekerjakan staf lapangan dari Wamena untuk pasar mereka di wilayah highland, dan staf dari Sorong untuk area lowland.
"Staf kami di sana bekerja untuk memberi edukasi sekaligus asistensi langsung kepada petani. Kami mendatangi petani untuk memberikan informasi mulai dari soal benih, hama, dan penyakit hingga pengolahan tanah yang baik. Harapan kami akan terbangun pasar sayuran yang lebih besar lagi di Papua," tutur Yudi.
Salah satu staf lapangan TMI Yulian Kogoya menceritakan bahwa petani di dataran tinggi Papua punya harapan besar untuk mendapatkan hasil panen yang sangat bagus.
"Saya memberikan informasi kepada mereka mengenai bagaimana cara budidaya, cara perawatan tanaman, kemudian saya mendorong mereka untuk pemasaran. Ini pertama kali mereka punya hasil produksi ketika mereka panen dan dengan hasil yang bagus, mereka akan lebih semangat lagi untuk menanam," jelas Yulian.
Di tempat yang sama, Yulianus Dabi, Kepala Suku di Wamena juga mengungkapkan impiannya dengan masuknya TMI ke wilayah dataran tinggi Papua, "Saya berharap masyarakat saya bisa tanam sayuran lebih banyak supaya masa depan lebih untung."
Ekspansi TMI ke Papua dimulai sejak tahun lalu melalui kerjasama dengan PRISMA, sebuah program kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia untuk menumbuhkan pasar pertanian di perdesaan Indonesia bagian timur.
Regional Economic Coordinator PRISMA, Andreas Wakum, menyebut bahwa persoalan besar untuk petani di Papua adalah akses dan informasi. Terutama, akses terhadap input yang baik, pendampingan, dan juga pemasaran.
"Persoalan pasar adalah yang paling penting bagi petani di Papua. Karena petani kesulitan mendapatkan akses, jadi produktivitas mereka masih rendah," jelas Andreas.
PRISMA, imbuh Andreas, bekerja sama dengan mitra swasta seperti TMI karena sektor swasta dapat memberikan keberlanjutan dalam hal penyediaan input serta pemberian informasi tentang budidaya yang baik, dan juga akses ke pasar.
Sepanjang 2022, TMI telah menggelar temu tani serta 50 demplot dengan melibatkan 620 petani asli di wilayah dataran tinggi seperti Kabupaten Jayawijaya dan Dogiyai, dengan tujuan untuk menumbuhkan pasar varietas benih baru. Di Papua sendiri tercatat ada 173.180 rumah tangga petani kecil yang menanam sayuran. Meski begitu, 56 persen sayuran (lebih dari 180 ribu ton) di Papua didatangkan dari luar daerah.
"Dengan situasi seperti itu kami melihat ada kesempatan untuk menumbuhkan pasar sayuran produksi lokal. Kami pun ingin mencapainya melalui penyebaran varietas benih yang lebih baik dan edukasi pertanian yang juga baik," tutup Yudi.