Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal Asing Masuk RI US$3 Miliar, Bos BI: Waspada Capital Outflow!

Gubernur BI Perry Warjiyo meminta untuk mewaspadai capital outflow, meskipun modal asing sudah masuk pasar RI US$3 miliar sejak awal tahun.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia, khususnya untuk investasi portofolio mencapai US$3 miliar sejak awal tahun 2023 sampai dengan 14 Maret lalu.

Meski demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa terdapat aliran modal asing (capital outflow) yang keluar dari pasar keuangan domestik pada Maret 2023. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2023 tinggi, yaitu meningkat menjadi US$140,3 miliar setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (16/3/2023).

Tak cuma itu, peningkatan devisa Indonesia juga berada jauh di atas standar kecukupan internasional atau sekitar 3 bulan impor.

Secara keseluruhan, Perry mengatakan neraca pembayaran Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan tetap baik, dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial juga diperkirakan surplus didukung aliran masuk modal asing, khususnya dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta masuknya investasi portofolio seiring persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional.

Perry melanjutkan bahwa nilai tukar rupiah juga terjaga sejalan dengan langkah stabilisasi yang terus dilakukan oleh BI di tengah kembali meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Sejalan dengan peleman hampir seluruh mata uang dunia akibat peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah pada 15 Maret 2023 sedikit terdepresiasi sebesar 0,75 persen secara point to point dibandingkan dengan level akhir Februari 2023,” tuturnya.

Adapun, sepanjang tahun berjalan atau (year-to-date/ytd), nilai tukar rupiah hingga 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022.

Perry menyatakan bahwa apresiasi tersebut lebih baik dibandingkan dengan apresiasi rupee India yang mencapai 0,16 persen, serta depresiasi baht Thailand dan ringgit Malaysia masing-masing sebesar minus 0,04 persen dan minus 1,8 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper