Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami surplus beras sebanyak 2,08 juta ton pada 2022 dan tercatat mampu berkontribusi sebanyak 25 persen untuk stok beras nasional.
Pada tahun tersebut, produksi beras Sulsel sebanyak 3,08 juta ton, naik 154.700 ton atau 5,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 2,92 juta ton.
Angka ini sejalan dengan meningkatnya produksi padi yang mencapai 5,36 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 269.500 ton GKG atau 5,29 persen dibandingkan 2021 yang hanya sebesar 5,09 juta ton GKG.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan kunci peningkatan produksi tersebut adalah program pemberian benih padi gratis yang telah dicanangkan sejak 2022. Program yang memakan anggaran sebesar Rp30 miliar ini mampu meningkatkan hasil pertanian petani mencapai Rp1 triliun pertahunnya.
Kuncinya, dikatakan Andi Sudirman adalah pemberdayaan sumber daya lokal untuk memproses benih padi tersebut.
Pemerintah provinsi dikatakannya hanya membeli benih pokoknya untuk ditangkar sendiri di Sulsel. Setelah penangkaran, baru dilakukan penyebaran bibit kepada petani di seluruh kabupaten/kota secara gratis. Hasil panen petani kemudian dikemas yang bekerjasama dengan pabrikan untuk mengatur kompisisi kelembaban.
Baca Juga
"Kami tangkar sendiri, kami hanya beli benih pokoknya, kemudian kami panen disni, dan dikemas kerjasama dengan pabrikan untuk mengatur komposisi kelembaban. Hasilnya, daya tumbuh padi sangat tinggi ternyata," ungkapnya pada Kick off GNPIP di Makassar, Minggu (5/3/2023).
Dia juga menambahkan jika padi yang dikembangkan sendiri tesebut memiliki ketahanan terhadap hama yang lebih kuat, kemudian tidak banyak menggunakan pupuk yang bisa membuat petani lebih hemat.
"Hasilnya lebih tahan hama, tidak perlu banyak pupuk. Produksinya juga meningkat rata-rata Rp10 juta perhektar, bahkan ada sampai Rp1 triliun, padahal modal kami hanya 30 miiar untuk 100 hektar," paparnya.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara pun mendorong agar Sulsel bisa memotivasi daerah lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan strategis seiring peran strategis wilayah ini sebagai salah satu lumbung padi nasional.
"Ke depan, daerah-daerah sentra produksi perlu bersinergi dan memperluas kerjasama antardaerah (KAD) agar berkontribusi dalam penciptaan stabilitas harga secara regional maupun nasional," tuturnya.