Bisnis.com, JAKARTA – Grup Adaro milik konglomerat Boy Thohir menyampaikan perkembangan terkini dari pengembangan smelter aluminium terbesar di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Untuk diketahui, Jokowi meninjau pembangunan smelter alumunium Grup Adaro melalui anak usaha PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) di Kalimantan Utara pada Selasa (28/2/2023).
PT Kalimantan Aluminium Industry sedang membangun smelter aluminium di atas lahan seluas 600 hektare dengan kapasitas produksi 500.000 ton per tahun (TPA) pada tahap pertama.
Pabrik peleburan aluminium yang dibangun dengan investasi sekitar US$2 miliar atau setara Rp30 triliun ini merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara oleh KIPI.
Pada tahap produksi dan pengembangan selanjutnya, smelter aluminium ini akan dioperasikan dengan energi baru dan terbarukan yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan.
Smelter yang ditargetkan beroperasi pada semester I/2025 itu digadang-gadang menjadi smelter alumunium terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat, mengatakan pembangunan smelter aluminium tersebut dilakukan untuk mendukung rencana hilirisasi mineral pemerintah guna menghasilkan nilai tambah untuk mendukung pendapatan negara dan penerimaan devisa.
“Kami berkomitmen untuk membangun smelter aluminium terbesar di Indonesia,” kata Christian dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1/3/2023).
Cristian mengklaim pembangunan proyek ini dapat memberikan dampak positif seperti mengurangi impor aluminium, menghasilkan proses dan nilai tambah untuk alumina, serta meningkatkan penerimaan pajak.
Proyek ini juga memberikan kesempatan kerja bagi lebih dari 6.000 tenaga kerja lokal pada tahap konstruksi dan sekitar 1.500 orang tenaga kerja lokal pada tahap operasional.
“Selanjutnya, kami akan terus bekerja keras untuk mencapai target COD [commercial operations date] pada semester pertama tahun 2025,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, Bupati Bulungan Syarwani.
Hadir pula Ketua Konsorsium Kawasan Industri Kaltara Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) Justarina SM Naiborhu, dan Presiden Direktur PT Kalimantan Aluminium Industry Wito Krisnahadi.
Presiden Jokowi meyakini kawasan ini akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia yang mampu menjadi masa depan Indonesia dalam pembangunan industri energi hijau (green energy).
“Ini kawasan Industrial Park Indonesia yang semuanya seluas 13.000 hektare, yang nantinya ini dipersiapkan untuk pembangunan industri EV battery, yang pertama. Yang kedua, untuk pembangunan petrokimia, petrochemical. Kemudian yang ketiga, untuk pembangunan industri aluminium. Yang semuanya kita harapkan nanti didukung oleh energi hijau, oleh renewable energy, oleh hydropower dari Sungai Mentarang, Sungai Kayan di Kalimantan Utara,” kata Jokowi usai peninjauan.
Lebih lanjut, Kepala Negara meyakini bahwa kawasan ini nantinya dapat menghasilkan produk-produk hijau yang bersaing. Presiden menilai, hal itu akan menjadi kekuatan bagi kawasan industri hijau tersebut.
“Kita harapkan dengan kekuatan kompetitif seperti itu, energinya hijau, kemudian barang-barang produk yang dihasilkan juga produk-produk hijau. Inilah yang akan menjadi kekuatan Kawasan Industrial Park Indonesia di Kalimantan Utara,” tuturnya.
Jokowi pun mengatakan bahwa kawasan KIPI mampu menjadi masa depan Indonesia yang dapat menjadi daya tarik bagi industri yang memproduksi produk hijau.
“Inilah masa depan Indonesia, masa depan Indonesia ada di sini. Kalau ini terealisasi dengan baik, semuanya pasti akan berbondong-bondong ke sini, industri apa pun yang berkaitan dengan green product pasti akan menengok ke kawasan ini,” ujarnya.
Presiden menekankan bahwa dia akan terus memonitor progres pembangunan kawasan industri hijau ini. Dia juga memastikan agar pembangunan kawasan KIPI dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
“Progres ini akan saya ikuti terus perkembangannya dari hari kehari, dari bulan ke bulan, sehingga betul-betul tidak meleset dari schedule yang telah kita tentukan. Saya kira kalau melihat lapangan, kelihatannya saya tadi tanya di lapangan tidak ada masalah. Perizinan semuanya sudah komplet, sudah siap,” ungkapnya.