Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi padi gabah kering giling (GKG) sepanjang 2022 mencapai 54,75 juta ton, meningkat 0,33 juta ton atau 0,61 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 54,42 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, daerah penyumbang utama kenaikan produksi padi adalah Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Selatan.
“Jawa Barat naik sebesar 320.015 ton GKG atau tumbuh sebesar 3,51 persen, Sulawesi Selatan naik 269.053 ton atau tumbuh 5,29 persen. Sumsel naik produksinya 222.063 ton atau tumbuh 8,72 persen,” ujar Pudji dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (1/3/2023).
Sementara itu, penyumbang penurunan produksi padi terbesar 2022 adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan. Masing-masing turun 263.007 ton GKG atau turun 2,69 persen untuk Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah turun 262.021 ton GKG, turun 2,73 persen, dan Kalimantan Selatan 196.089 ton atau turun 19,37 persen dibandingkan 2021.
Adapun, sebaran luas panen padi 2022 terkonsentrasi di Jawa dan Sumatra. Di Jawa luas panen sebesar 5,49 juta hektare (ha), berkontribusi 52,55 persen terhadap luas panen secara nasional, sedangkan Pulau Sumatra luas panen padi sebesar 2,17 juta ha atau 20,77 persen kontribusinya secara nasional.
“Kedua pulau ini menyumbang 73,32 persen dari total luas padi nasional tahun 2022,” ucap Pudji.
Baca Juga
Lebih lanjut, Pudji mengatakan, luas panen padi menurut survei Kerangka Survei Area (KSA) mencapai 10,45 juta ha, naik 0,04 juta hektar atau 0,39 persen dibanding 2021 sebesar 10,41 juta ha.
“Kenaikan luas panen disebabkan beberapa faktor, di antaranya terairinya sejumlah sawah, gerakan pengendalian hama, program intensif kepada petani terkait penggunaan pupuk saat hujan, dan juga upaya peningkatan kualitas bibit padi dan pemberian benih yang akan disalurkan dari Kementerian Pertanian, baik dari pusat maupun daerah,” tutur Pudji.