Jalan Kaki Tidak Menurunkan Inflasi
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal, keputusan Gubernur NTT tidaklah tepat dalam mengatasi inflasi saat ini.
Faisal melihat imbauan tersebut lebih relevan terhadap upaya mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan, tidak untuk inflasi.
“Logikasinya dengan tidak menggunakan kendaraan bermotor, mengurangi penggungaan BBM. Sementara BBM di Indonesia tidak dipengaruhi oleh supply demand secara langsung karena harganya tetap dan diatur pemerintah,” ungkapnya, Rabu (1/3/2023).
Artinya, bila penggunaan BBM menurun, apalagi hanya di satu daerah, dampaknya terhadap pengurangan inflasi sangat minimal. Faisal menyampaikan harga bbm tidak akan turun dengan berkurangnya konsumsi BBM di NTT.
Justru, dia menilai saat ini pangan dan yang termasuk dalam volatile food yang mendorong terjadinya inflasi. Faktor produksi, cuaca, hingga pengiriman menjadi penting dan lebih relecan terhadap inflasi.
“Kalau di NTT bisa mencari subtitusi bahan pangan lokal untuk mengurangi impor dari daerah lain, itu lebih relevan bagi inflasi,” imbuhnya.
Baca Juga
Terlebih, surat edaran tersebut bersifat imbauan, yang artinya tidak wajib dan efektifitasnya sangat kecil.