Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan realisasi Domestic Market Obligation (DMO) minyak goreng sudah mencapai 224.741 ton per hari ini, Rabu (22/2/2023) dari total alokasi 450.000 ton.
Hal tersebut disampaikan Plt. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Kasan, saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (22/2/2023).
“Per hari ini sudah 220.000an ton dari 1 Februari [2023],” kata Kasan kepada Bisnis, Rabu (22/2/2023).
Itu artinya, DMO minyak goreng yang sudah direalisasikan mencapai 49,94 persen dari total 450.000 ton yang akan disalurkan ke masyarakat dalam bentuk minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan Minyakita.
Seperti diketahui, Minyakita, produk minyak goreng besutan pemerintah masih langka di sejumlah pasar rakyat. Sejumlah pedagang bahkan mengaku sudah beberapa minggu tidak mendapat pasokan Minyakita.
Salah satunya adalah Sarir (60), pedagang sembako di Pasar Pintu Air Petamburan, Jakarta Pusat. Pun tersedia, dirinya mau tidak mau menjualnya di Rp16.000 per liter, atau di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14.000 per liter.
“Belum [dapat lagi]. [Kemarin kita jual per liter] Rp16.000,” kata Sarir saat ditemui Bisnis, Senin (20/2/2023).
Hal serupa juga terjadi pada pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat. Armira (23) sempat tidak mendapatkan stok Minyakita hingga sebulan lamanya. Namun, baru-baru ini dia berhasil mendapatkan Minyakita sebanyak dua dus, masing-masing berisi kemasan 1 liter dan 2 liter.
Stok yang ada pun ludes dalam sehari. Kepada pembeli, minyak tersebut dijual di atas HET, masing-masing Rp17.000 untuk kemasan 1 liter dan Rp32.000 untuk kemasan 2 liter.
“Kemarin kita sempat ada, tapi cuma satu hari doang. Dikasih satu dus doang, yang 1 liter sama 2 liter, nggak tahu kapan lagi dateng,” ungkapnya.