Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempersilahkan BUMN Karya mengikuti lelang ulang proyek Tol Getaci (Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap) selama kondisi korporasi yang bersangkutan sehat.
Staff Khusus III BUMN Arya Sinulingga menyebutkan, Kementerian BUMN mempersilahkan BUMN Karya untuk mengikuti lelang ulang proyek jalan tol terpanjang di Indonesia tersebut.
“Silahkan kalau mau ikut, tapi lihat kondisi keuangan dan kesehatan BUMN-nya,” katanya, di Kementerian BUMN, dikutip Sabtu (18/2/2023).
Sebelumnya, Kementerian PUPR menyebutkan status proyek Tol Getaci menjadi default disebabkan tidak tercapainya financial close dari konsorsium Jasa Marga.
Hal tersebut mengakibatkan keterlambatan jadwal pengerjaan konstruksi Jalan Tol Getaci dari rencana awal pengerjaan pada awal tahun 2023.
Status proyek Tol Getaci yang default karena tidak mendapatkan pembiayaan dari konsorsium membuat kontrak harus dilelang ulang.
Baca Juga
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, pihaknya harus melakukan tender ulang pengusahaan Jalan Tol Getaci karena telah terjadi default pada kontrak yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Getaci kita akan lelang ulang karena kemarin tidak financial close, [mulai] dari awal, tapi kita sudah mulai proses lelang di BPJT," kata Hedy di Kompleks DPR, dikutip Sabtu (18/2/2023).
Adapun, PT Waskita Karya Tbk. (WSKT), salah satu anggota konsorsium Tol Getaci, tiba-tiba mengundurkan diri.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Novianto Ari Nugroho mengatakan, masa restrukturisasi yang tengah dilakukan dan likuiditas perseroan yang terbatas menjadi alasan utama perseroan mundur dari pembangunan jalan tol tersebut.
Novianto mengungkapkan, status saat ini perseroan dalam tahap persiapan dan koordinasi proses pull out dengan pihak-pihak terkait
Sebelumnya, dalam lelang proyek pembangunan tol Getaci, konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JMSR), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Jasa Sarana-PT Daya Mulia Turangga-Gama Group dinyatakan sebagai pemenang.
Konsorsium itu tergabung dalam PT Jasamarga Gedebage-Cilacap (JGC) dengan komposisi kepemilikan saham Jasa Marga 32,5 persen, Daya Mulia Turangga 13,38 persen, Gama Grup 13,38 persen, Jasa Sarana 0,75 persen, Waskita Karya 20 persen, Pembangunan Perumahan 10 persen, dan Wijaya Karya 10 persen.