Bisnis.com, JAKARTA - Bunga menjadi salah satu barang yang kerap dicari masyarakat pada Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari. Indonesia ternyata mampu mencatatkan kenaikan ekspor komoditas tersebut hingga 1.659 ton pada 2022.
Dilansir dari DataIndonesia, Rabu (15/2/2023), dalam memenuhi permintaan bunga di dunia, Indonesia ikut mengekspor komoditas tersebut ke mancanegara setiap tahunnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, volume ekspor bunga Indonesia mencapai 1.659 ton dengan nilai US$3,91 juta pada 2022.
Volume ekspor bunga terpantau naik 23,53 persen dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 1.343 ton. Kendati, nilainya turun 2,25 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar US$4 juta.
Melihat trennya dalam sedekade terakhir, volume ekspor komoditas dengan kode HS 0603 berfluktuasi. Volume ekspor bunga sempat mencapai angka tertingginya sebesar 4.356 ton pada 2012.
Sedangkan, volume ekspor bunga paling rendah terjadi sebanyak 1.144 ton pada 2020. Hal itu terjadi seiring dengan munculnya pandemi Covid-19 yang juga menghambat arus perdagangan dunia.
Baca Juga
Adapun sepanjang 2022, nilai ekspor Indonesia sebesar US$291,98 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan 26,07 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar US$231,61 miliar.
Secara rinci, nilai ekspor nonmigas tercatat sebesar US$275,96 miliar sepanjang tahun lalu. Jumlahnya mengalami kenaikan 25,80 persen dibandingkan pada 2021 yang sebesar US$219,36 miliar.
Sementara, ekspor migas sebesar US$16,02 miliar pada 2022. Jumlah itu juga naik 30,82% dibandingkan pada 2021 yang sebesar US$12,25 miliar.
BPS juga mencatat, China menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar tanah air, yakni US$63,55 miliar. Jumlah itu setara dengan 23,03 persen dari total ekspor nonmigas sepanjang 2022.
Amerika Serikat berada di posisi kedua dengan ekspor nonmigas sebesar US$28,2 miliar. Sementara, ekspor nonmigas Indonesia ke India tercatat sebesar US$23,3 miliar