Bisnis.com, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,31 persen pada 2022, masih kalah tinggi dari capaian Vietnam dan Filipina.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menyampaikan dalam tekanan global yang dirasakan semua negara, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik di level 5,31 persen. Menurutnya, capaian tersebut tidak begitu impresif bila membandingkan dengan capaian negara lain.
“Tekanan global yang dialami semua negara, Indonesia berhasil tumbuh 5,3 persen. Sebetulnya dengan tekanan global yang sama, ekonomi Indonesia tidak terlalu impresif,” ujarnya dalam Konferensi Pers Indef secara virtual, Selasa (7/2/2023).
Eko menjelaskan bahwa dalam catatannya, negara lain seperti Vietnam dan Filipina mampu tumbuh lebih tinggi dengan tekanan yang sama.
Vietnam mampu tumbuh 8,02 persen dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertingginya dalam 25 tahun terakhir.
“Filipina juga sama, mampu tumbuh 7,6 persen ya secara year-on-year atau dalam full year-nya dia begitu. Artinya walaupun Indonesia bisa tumbuh 5,3 persen [2022], dengan negara tetangga ya memang masih kalah,” ungkapnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Eko menyoroti Vietnam yang mampu bertahan dari resesi kala pandemi Covid-19 atau pada 2020, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Filipina anjlok ke angka di bawah nol, sementara Vietnam tetap tumbuh positif 2,87 persen.
Meski demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia mencapai Rp71,0 juta atau US$4.783,9, lebih tinggi dari Vietnam (US$3.716,80) dan Filipina (US$3.623,32).
Eko melihat pertumbuhan ekonomi Vietnam terus terakselerasi terlihat dari kurva pertumbuhannya yang cenderung lancip.
“Tidak hanya sepak bola ternyata, di dalam ekonomi juga akselerasi Vietnam ini sudah kelihatan bahwa dia kemungkinan dapat menyalip Indonesia. Kalau kita enggak mengatur ekonomi, mungkin kita juga akan disalip oleh Vietnam,” jelasnya.