Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) memproyeksikan ekonomi syariah pada 2023 masih akan terus tumbuh positif dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan di tengah berbagai tekanan global yang berdampak pada ekonomi Indonesia, ekonomi syariah (eksyar) berhasil tumbuh dan mendukung ekonomi di dalam negeri.
“Di kuartal III/2022, sektor halal value chain tumbuh sebesar 5,5 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama di 2021 1,69 persen,” jelasnya dalam Sharia Economic & Financial Outlook (ShEFO) 2023 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2023).
Dia juga memaparkan bahwa Sektor unggulan halal value chain (HVC) yang mendukung pertumbuhan tersebut terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim.
Adapun, sektor pariwisata ramah muslin dan sektor pertanian menjadi yang utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Tahun ini, Juda optimis ekonomi syariah akan terus tumbuh dengan semakin meningkatnya pebiayaan syariah serta sinergi antara stakeholders.
“Pada 2023 sejalan dengan pemulihan ekonmi nasional kami optimis perbaikan ekonomi syariah akan terus berlanjut dan diperkirakan kembali didorong oleh kinerja sektor pertanian dan pariwisata ramah muslim dengan dukungan pembiayaan syariah yang terus meningkat serta sinergi antara stakeholders,” paparnya.
Meski demikian, Indonesia masih memiliki tantangan untuk menjadi pusat halal dunia. Pasalnya saat ini menurut State of the Global Islamic Economi (SGIE) Report 2022, ekonomi syariah Indonesia masih dalam posisi keempat, di bawah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.
Bahkan untuk sektor pariwisata, lanjut Juda, Indonesia belum masuk 10 besar dalam SGIE 2022.
“Ini tantangan yang harus kami respon segera kalau kami ingin mengakselerasi ekonomi syariah,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama LPPI Heru Kristiyana mengungkapkan, meski dalam pandemi Covid-19, sektor keuangan syariah global masih tumbuh dan kuat.
Heru menyebutkan total aset keuangan syariah global pada akhir 2022 mencatat US$3,6 triliun.
“Kami harapkan dapat mencapai US$4,9 triliun,” jelasnya.
Sementara itu, Heru menyampaikan bahwa compound annual growth rate (CAGR) periode 2021-2025 diharapkan dapat mencapai 7,3 persen yang nantinya akan berkesinambungan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 sebesar 5,31 persen year-on-year (yoy). Adapun, ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2022 tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy) dan 0,36 persen quartal-to-quartal (qtq).
“Ekonomi syariah 2023 diproyesikan masih akan terus tumbuh di tengah dinamika perekonomian global yang terus mengalami ketidakpastian,” ungkapnya.
Untuk itu, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah, Heru berharap adanya peran digitalisasi akan mampu meningkatkan penyediaan transaksi dan akses dalam sektor HVC.