Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Otorita: Banyak Perusahaan Raksasa UEA Lirik Proyek KPBU di IKN

Badan Otorita menyebut terdapat sejumlah perusahaan besar asal Uni Emirat Arab (UEA) yang tertarik untuk berinvestasi di IKN Nusantara.
Proyek rumah susun atau rusun pekerja di IKN Nusantara / Dok. Kementerian PUPR.
Proyek rumah susun atau rusun pekerja di IKN Nusantara / Dok. Kementerian PUPR.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Otorita IKN menyatakan sejumlah perusahaan besar Uni Emirat Arab (UEA) tertarik untuk investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe, mengatakan pihaknya telah menemui Menteri Investasi UEA beberapa waktu lalu untuk membahas rencana investasi di IKN Nusantara.

Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, Dhony menyebut terdapat sejumlah perusahaan besar yang tertarik untuk berinvestasi di IKN Nusantara. Menurutnya, para perusahaan UEA mengaku tertarik untuk terlibat dalam proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

"Tiga minggu lalu bertemu Menteri Investasi UEA, mereka tertarik dengan KPBU yang bisa dibayar dengan jangka panjang," kata Dhony dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (6/2/2023).

Dhony menjelaskan perusahaan-perusahaan besar UEA seperti Masdar meminta Otorita IKN untuk mempresentasikan proyek KPBU yang akan ditawarkan. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa minat investasi UEA ke IKN Nusantara masih berlanjut sampai dengan saat ini.

"Kita akan datang [ke UEA] dan sudah ada titik temu bersama Pak Luhut kemarin dan INA, karena mereka maunya hanya melalui INA," jelasnya.

Sebelumnya, Otorita IKN menyebut selain investor dari dalam negeri, kebutuhan lahan juga diperlukan untuk calon investor dari luar negeri. Dua negara disebut membutuhkan lahan dengan luasan yang besar.

Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menjelaskan sejauh ini terdapat dua negara yang telah menyatakan minat untuk berinvestasi di IKN Nusantara yaitu adalah Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

"Kalau ada lagi yang masih besar, misalnya dari UEA, Saudi, kita tawarkan zona. Mereka akan kelola zona yang besar, ada 1.000 hektare, 2.000 hektare dan nanti kita akan lihat bagaimana desainnya di zona dan mereka akan mengaturnya," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper