Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) angkat bicara terkait dengan penyebab perbedaan jumlah biaya bengkak atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) pada Juli 2023.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan perbedaan penghitungan cost overrun antara China dan Indonesia salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga tanah.
"Pihak China dalam perhitungannya menggunakan asumsi bahwa harga tanah di Indonesia tidak bergerak,” ujarnya dalam Jumpa Pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Padahal, lanjutnya, harga tanah di Indonesia dalam tiga bulan saja sudah bisa berubah. Pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk mengunci harga tanah
Selain itu, perbedaan asumsi cost overrun antara Indonesia dengan pihak China juga terjadi pada biaya frekuensi atau persinyalan. Arya memaparkan pengelolaan persinyalan oleh Telkomsel tetap berupa kontrak bisnis meskipun perusahaan yang mendapatkannya adalah BUMN.
Seiring dengan hal tersebut, maka Telkomsel turut menanggung biaya pengalihan pengelolaan. Perhitungan kompensasi pengalihan Telkomsel dimasukkan dalam perhitungan pada pihak Indonesia.
Baca Juga
“Ketika dia ditanya-tanya soal harga, Telkomsel itu tidak mencari untung, mereka cuma mengkompensasi,” kata Arya.
Arya menambahkan pembicaraan terkait pembengkakan biaya KCJB masih terus dibahas oleh Indonesia dan China. Dia memastikan proses pengerjaan proyek berlangsung secara paralel dengan diskusi mengenai cost overrun.
Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping telah berkomitmen untuk segera merampungkan KCJB sesuai dengan target dalam Pertemuan G20 beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan masalah pembengkakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) akan segera diselesaikan.
Luhut mengatakan pembicaraan terkait pembengkakan biaya KCJB masih terus dibahas oleh pihak-pihak terkait. Dia memperkirakan besaran cost overrun proyek tersebut sudah dapat terselesaikan pada pekan depan.
“Tidak ada masalah. Saya kira ada Pak Tiko [Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo] disini kita mau finalkan kemungkinan minggu depan di Beijing,” kata Luhut.