Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi secara tahunan sebesar 5,28 persen (year-on-year/yoy) pada Januari 2023. Inflasi tahunan terjadi pada sektor transportasi, yaitu 13,91 persen dan andilnya 1,67 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mejelaskan, komoditas penyumbang tertinggi pada inflasi secara tahunan antara lain bensin (BBM) sebesar 1,07 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,24 persen.
Diikuti beras sebesar 0,24 persen, tarif angkutan udara 0,19 persen, roko kretek 0,17, kontrak rumah 0,12 persen dan cabai merah sebesar 0,11 persen.
“Inflasi tahunan Januari relatif masih tinggi karena merupakan akumulasi perubahan harga dalam setahun terakhir, termasuk inflasi pasca penyesuaian BBM. Jika dibandingkan Desember 2022 inflasi Januari ini mengalami pelemahan, karena inflasi tahunan pada Desember 2022 sebesar 5,51 persen. Jadi ada pelemahan di Januari ini,” ujar Margo dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023).
Dia mengatakan, perkembangan inflasi tahunan jika dilihat dari 90 kota yang dihitung BPS, sebarannya dari 90 kota terdapat 26 kota memiliki inflasi yang rendah dari inflasi nasional dan 64 kota memiliki inflasi yang lebih tinggi dari inflasi nasional.
BPS mencatat inflasi tertinggi ada di Kotabaru, Kalimantan Selatan sebesar 7,78 persen.
"Penyumbangnya berasal dari tarif angkutan udara sebesar 1,81 persen, diikuti bahan bakar rumah tangga sebesar 0,85 persen, bensin 0,81 persen, beras 0,80 persen, rokok kretek filter 0,30 persen dan bawang merah memiliki andil sebesar 0,30 persen,” ujarnya.
Sementara itu, Margo menyampaikan di Pulai Sumatera kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu di Bukitinggi sebesar 7,17 persen, Maluku dan Papua tertinggi di Manokwari sebesar 6,08 persen dan terendah Sorong 0,23 persen, Jawa tertingi Bandung sebesar 7,37 persen, Sulawesi tertinggi di Kotamobagu sebesar 7,42 persen dan Bali-Nusa Tenggara yaitu di Kota Kupang 7,04 persen.