Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berencana membangun sejumlah bandar udara atau bandara baru untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, M. Kristi Endah Murni, mengatakan pembangunan bandara-bandara tersebut sejalan dengan salah satu fokus sasaran program Ditjen Perhubungan Udara, yakni mendukung konektivitas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Dalam paparannya, Kristi menyebutkan pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp1,22 triliun untuk pembangunan 7 bandara baru.
Berikut daftar 7 bandara baru yang bakal dibangun di 2023:
1. Bandara Banggai Laut di Sulawesi Tengah
2. Bandara Pohuwato di Gorontalo
3. Bandara Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara
4. Bandara Sobaham di Papua
5. Bandara Singkawang di Kalimantan Barat,
6. Bandara Mandailing Natal di Sumatra Utara
7. Bandara Siboru Fakfak di Papua Barat
"Kemenhub juga akan meningkatkan fasilitas penunjang seperti bandara pada 4 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)," ujar Kristi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Dia menjelaskan, destinasi pariwisata tersebut akan didukung oleh optimalisasi Bandara Komodo di Labuan Bajo, Bandara Matahora (Wakatobi), Bandara Sibisa (Danau Toba), serta Bandara Pitu (Morotai). Untuk program penunjangan tersebut, Ditjen Perhubungan Udara rencananya menganggarkan dana sebesar Rp25,09 miliar.
Selanjutnya, bandara penunjang pada beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) prioritas juga akan ditingkatkan meliputi Bandara Domine Eduard Osok untuk KEK Sorong, Bandara Malikussaleh untuk KEK Arun Lhokseumawe, serta Bandara Mutiara Palu untuk KEK Palu. Program ini rencananya akan menelan anggaran sebesar Rp154,1 miliar.
Adapun, Ditjen Perhubungan Udara juga mengalokasikan Rp65,26 miliar untuk menunjang bandara di kawasan industri (KI), yakni Bandara Morowali di KI Morowali dan Bandara Babo di KI Teluk Bintuni.
Selanjutnya, dana sebesar Rp500,15 miliar disiapkan untuk program konektivitas dan jembatan udara. Program ini mencakup beberapa aspek, yakni 220 rute angkutan udara perintis penumpang, 40 rute jembatan udara, 1 rute subsidi operasi angkutan udara kargo, 7.183 drum pax, dan 1.323 drum kargo.
Kemenhub juga menganggarkan dana Rp730,19 miliar untuk pengembangan 18 bandara perbatasan, terisolir, dan rawan bencana. Beberapa bandara yang akan dikembangkan adalah Bandara Long Bawan, Bandara Tebelian, Bandara Depati Paribo, Bandara Nunukan, Bandara Letung, Bandara Mentawai Baru.
Kemudian, dana sebesar Rp850,91 miliar dialokasikan untuk program keselamatan penerbangan mencakup pengadaan pesawat kalibrasi, pengadaan alat bantu surveillance dan contingency plan bidang navigasi penerbangan dan lainnya.
Selain itu, Kemenhub juga akan mendukung pembangunan pada Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara melalui optimalisasi Bandara APT Pranoto. Program ini diproyeksikan akan menelan dana sebesar Rp124,35 miliar.
Adapun, secara keseluruhan Ditjen Perhubungan Udara mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp6,99 triliun. Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan total anggaran pada 2022 lalu senilai Rp7,51 triliun.