Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Pendiri JD.com 'Ceramahi' Direksi Perusahaan Akibat Gak Bisa Urus Perusahaan

Pendiri JD.com Richard Liu Qiangdong memberi teguran kepada para eksekutif beberapa bulan sebelum menghentikan operasional di Thailand dan JD.ID di Indonesia.
Pendiri JD.com Richard Liu dalam sebuah wawancara khusus dengan Reuters di Hong Kong, China, Jumat (9/6/2017)./Reuters-Bobby Yip
Pendiri JD.com Richard Liu dalam sebuah wawancara khusus dengan Reuters di Hong Kong, China, Jumat (9/6/2017)./Reuters-Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri JD.com Richard Liu Qiangdong pernah memberi ceramah dan terugan kepada para eksekutif di perusahaan induk JD.ID ini karena berkinerja buruk.

Hal ini dilakukan beberapa bulan sebelum perusahaan memutuskan untuk menghentikan operasional di Thailand dan JD.ID di Indonesia.

Dilansir dari The Star pada Selasa (31/1/2023), dalam dua konferensi video pada November dan Desember 2022, Liu mengkritik para eksekutif perusahaan dan mengatakan sebagian di antaranya sebagai pembohong.

Seorang karyawan JD.com yang menghadiri pertemuan bulan Desember dan menolak untuk disebutkan namanya mengatakan bahwa Liu berbicara mengenai rencana perombakan manajemen senior.

"Liu mengatakan hanya satu setengah wakil presiden di unit bisnis ritel yang mengatakan hal yang sebenarnya. Unit tersebut memiliki sekitar 40 wakil, jadi bisa dibayangkan tekanan yang dihadapi mereka," ungkapnya seperti dikutip The Star.

Sementara itu, sumber karyawan lain mengatakan Liu mengkritik JD Digits yang sebelumnya dikenal sebagai JD Technology karena kinerja yang lamban dan menekan CEO JD Digits Li Yayun.

Li adalah kepala bagian kepatuhan untuk JD.com sebelum dia menjadi CEO pada 2021, tak lama setelah perusahaan membatalkan rencana IPO di tengah ketatnya regulasi kredit online di China.

Kemarahan Liu ini menunjukkan tekadnya untuk mengatasi tantangan bagi perusahaan saat industri e-commerce di China berjuang di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan gangguan rantai pasokan terkait Covid-19.

Akan tetapi, upayanya tersebut tidak membuahkan hasil di pasar luar China. Seperti diberitakan sebelumnya, JD.com memutuskan untuk menghentikan operasional di Thailand, serta di Indonesia di mana perusahaan bermitra dengan Gojek dan Provident Capital dengan mendirikan JD.ID.

Adapun JD.ID memutuskan undur diri dari pasar Asia Tenggara. Sejak Senin (30/1), website JD.ID menampilkan pemberitahuan tentang penutupan marketplace tersebut dalam waktu dekat.

“Dengan sangat menyesal kami menginformasikan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan mulai 15 Februari 2023, dan semua layanan akan dihentikan efektif mulai 31 Maret 2023,” bunyi pengumuman tersebut.

Sejauh ini, manajemen JD.ID belum memberikan klarifikasi dan alasan mengapa mereka memutuskan hal tersebut.

Menurut Reuters, penutupan situs dan layanan ini erat kaitannya dengan ketatnya persaingan bisnis marketplace di Asia Tenggara.

Ada tiga saingan besar yang dianggap gagal dikalahkan oleh JD.ID di Indonesia dan Thailand.

Ketiga saingan yang dimaksud adalah Lazada dari Alibaba Group, Shopee dari Sea Ltd, dan Tokopedia dari GoTo Group.

Seorang juru bicara JD.com mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa perusahaan akan terus melayani pasar global, termasuk Asia Tenggara, melalui infrastruktur rantai pasokannya.

Selain di Indonesia, JD.ID juga akan pamit dari Thailand. JD.com akan mengakhiri layanannya di Thailand mulai 3 Maret 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper