Bisnis.com, MAKASSAR — Ada tujuh megaproyek yang akan dibangun di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2023 dengan potensi investasi mencapai Rp42,71 triliun. Salah satunya proyek reklamasi Centre Point of Indonesia (CPI).
Daftar tujuh megaproyek di Makassar adalah kelanjutan pembangunan rel Kereta Api Makassar - Parepare, reklamasi Centre Point of Indonesia (CPI), Rumah Sakit Khusus Otak dan Jantung (RSKOJ), kelanjutan pembangunan Makassar New Port (MNP), tol layang, Pengelolaan Sampah Berbasis Energi Listrik (PSEL), dan pedestrian layang di Pantai Losari atau Japparate.
Terkait proyek reklamasi, pemerintah provinsi juga telah menandatangani perjanjian dengan PT Yasmin Bumi Asri terkait proyek reklamasi lanjutan di CPI Makassar. Reklamasi akan dilakukan seluas 12,11 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp3,5 triliun. Tanah reklamasi nantinya akan difungsikan sebagai tempat wisata baru di Sulsel.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulsel Sulkaf Latief mengungkapkan pembebasan lahan proyek Kereta Api Makassar-Parepare yang seharusnya rampung 2022 akan dialihkan pada 2023 akibat sempat terjadi silang pendapat antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota terkait konsep rel yang melintasi wilayah Makassar. Akibatnya, proyek ini akan dikebut dan menjadi target utama investasi tahun ini.
Nilai investasi untuk pembebasan lahan mencapai Rp1,2 triliun dengan luas 43 hektare yang akan melintasi Kelurahan Sudiang, Kelurahan Bulurokeng, Kelurahan Untia, dan Kelurahan Bira.
"Pembebasan lahan ini harus selesai di 2023 supaya di 2024 nanti kita sudah mulai pengerjaan fisik untuk rel hingga pembangunan stasiun," papar Sulkaf, Jumat (20/1/2023).
Baca Juga
Selain kereta api, proyek yang dipastikan akan jalan di tahun ini adalah pembangunan Rumah Sakit Khusus Otak dan Jantung (RSKOJ) Pertamina Royal Biringkanaya. RSKOJ pertama di Indonesia Timur ini menelan investasi senilai Rp6 triliun.
Selanjutnya ada pembangunan tol layang dalam kota sepanjang 24 km dengan nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp15 triliun.
Jalur tol layang ini akan dibuat melingkar melewati Jalan AP Pettarani – Jalan Sultan Alauddin – Sungai Jeneberang – Pantai Losari – CPI –wilayah Barombong dan Makassar New Port – Pelabuhan Soekarno Hatta.
Megaproyek lainnya di Makassar yang akan dilanjutkan pada 2023 ini adalan pembangunan tahap akhir MNP. Pada skema perencanaan awal, investasi pada 2023 ditarget menyentuh Rp10,01 triliun sehingga pembangunan MNP dapat terselesaikan sesuai target.
Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis belum lama ini mengatakan, pembangunan MNP telah memasuki tahap pemasangan pondasi perkerasan, pemasangan paving block, pekerjaan balok RTGC, rehandling dan pengerukan kolam putar, pekerjaan revetment, serta pekerjaan drainase. Secara keseluruhan, progress fisik MNP telah mencapai 93,32 persen.
“Seperti kita ketahui bersama, MNP Tahap I A telah beroperasi sejak November 2018, kita berharap semoga pembangunan dapat terselesaikan sesuai dengan target yang ditetapkan, yaitu pada 2023,” tutur Enriany.
Sementara Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Makassar Zulkifli Nanda mengatakan pihaknya juga akan fokus membangun dua megaproyek lainnya, antara lain PSEL dan Japparate.
PSEL akan menjadi solusi masalah sampah di Kota Makassar, apalagi kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) Antang saat ini terancam melebihi kapasitas atau overload.
"Proyek yang saat ini masih dalam proses tender ini rencananya akan dibangun di sekitar TPA Antang dengan multi teknologi yang mampu mengklasifikasikan penanganan sampah organik dan sampah anorganik," paparnya.
Sementara yang terakhir, Japparate merupakan jembatan layang sepanjang 3,5 km yang membentang dari Benteng Rotterdam hingga Mal Pipo dan melewati atas Pantai Losari. Pembangunannya diharapkan menambah daya pikat wisata ikonik tersebut.