Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Investasi Hulu Migas hingga Krisis Penumpang

Berita tentang investasi hulu minyak dan gas bumi menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id.
Ilustrasi Hulu Migas
Ilustrasi Hulu Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Minat investasi hulu minyak dan gas bumi Indonesia disebut-sebut lebih tinggi dibandingkan dengan global. Jika peningkatan realisasi investasi migas global pada 2022 hanya sebesar 5 persen, kinerja hulu migas nasional berhasil naik 13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Berita tentang investasi hulu minyak dan gas bumi menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Jumat (20/1/2023):

1. Fakta Minat Investasi Hulu Migas RI Tinggi, Kinerja Masih Loyo

Capaian ini kemudian memberikan keyakinan investasi di industri hulu migas Tanah Air akan terus menggeliat meskipun masih banyak 'catatan-catatan' yang harus diselesaikan.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bahkan berani memasang target tinggi investasi hulu migas 2023, yakni menyentuh US$15,54 miliar atau setara dengan Rp234,18 triliun (asumsi kurs Rp15.070 per US$).

Target itu naik 26 persen dari capaian investasi sepanjang 2022 yang berada di kisaran US$12,3 miliar atau setara dengan Rp185,36 triliun. Patokan investasi itu juga jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan investasi hulu migas global di kisaran 6,5 persen tahun ini. 

Lantas, apa iya minat investasi di hulu migas Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan global? Yang jelas, faktanya hampir seluruh kegiatan eksplorasi migas pada 2022 tidak mencapai target sehingga tujuan utama penambahan cadangan untuk meningkatkan produksi migas juga gagal terealisasi.

 

2. Bank Indonesia Mulai Injak Pedal Rem

Bank Indonesia mulai menginjak pedal rem kenaikan suku bunga secara perlahan sebagai pembuka tahun 2023 setelah cukup yakin inflasi akan kembali ke jalur targetnya. Di tengah prospek ekonomi global yang suram, otoritas moneter meyakini rupiah bakal perkasa tahun ini.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Januari 2023 memutuskan menahan laju kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dengan kenaikan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.

"Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut merupakan langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pada Kamis (19/1/2023).

Gubernur Perry juga mengungkapkan bahwa langkah penanganan inflasi sejak Agustus 2022 telah cukup untuk meredam kenaikan harga di level target bank sentral.

"Kenaikan BI7DRR sebesar 225 bps secara akumulatif sejak Agustus 2022 hingga menjadi 5,75 persen memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2–4 persen pada semester I/2023 dan inflasi indeks harga konsumen [IHK] kembali ke sasaran 2-4 persen pada semester II/2023," ujar Perry.

3. Prospek Bisnis Pergudangan 2023 di Tengah Badai PHK E-commerce

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau layoff di sektor e-commerce menjadi suatu kekhawatiran tersendiri bagi sektor properti khususnya subsektor kawasan industri dan pergudangan. Pasalnya, e-commerce menopang bisnis kawasan industri dan pergudangan selama pandemi melanda Tanah Air. Hal itulah yang membuat kawasan industri dan pergudangan bisa perkasa tahan badai pandemi selama 2 tahun. 

Selama pandemi industri e-commerce yang mengalami pertumbuhan pesat ini mempengaruhi minat pada permintaan pergudangan modern. Sejumlah kota metropolitan ikut dipilih menjadi lokasi penyimpanan barang, tidak hanya Jakarta namun juga kota-kota sekitarnya.

Head of Industrial & Logistics Services Colliers Indonesia Rivan Muhansa menuturkan terjadinya gelombang layoff besar-besaran di sektor e-commerce dikarenakan dampak dari kenaikan tajam bisnis e-commerce selama pandemi. 

“Jadi saat ini perkembangannya tidak setinggi saat pandemi untuk bisnis e-commerce. Namun secara umum tren e-commerce tetap masih positif,” katanya. 

Meskipun bisnis e-commerce tak begitu melesat seperti pandemi, namun permintaan properti pergudangan diyakini tetap mengalami pertumbuhan positif. Keyakinan tren permintaan gudang tetap positif karena sektor logistik masih terus berkembang yang juga ditopang dari Fast Moving Consumer Good (FMCG). 

4. Fintech India dan Indonesia Menolak Padam

Industri financial technology atau fintech di dua ekonomi besar di Asia, India dan Indonesia tak akan berhenti berlari meski diterjang tekanan ekonomi global dan inflasi pada tahun 2023.

India dan Indonesia boleh dibilang memiliki karakteristik konsumen yang serupa dengan jumlah populasi besar dan tingkat inklusi keuangan yang tidak merata.

Dengan populasi sebesar 1,3 miliar, India telah menyediakan basis data penduduknya agar terhubung dengan sistem pemerintahan, sehingga segala kepentingan masyarakat dapat ditransfer secara langsung tanpa pihak ketiga.

Saat ini, India menjadi lima teratas untuk pasar fintech dunia dengan nilai pasar mencapai US$50 miliar pada 2021 dan diprediksi menjadi US$100 miliar pada 2025.

Salah satu yang paling mencolok adalah transaksi Unified Payments Interface (UPI) yang telah mendominasi transaksi pembayaran online sebanyak 70 miliar hingga 2020.

Tak heran, pasar investasi digital di India bisa bernilai mencapai US$14,3 miliar pada 2025, naik signifikan dari US$6,4 miliar pada 2021 dengan tingkat pertumbuhan 5 tahun atau CAGR sebesar 22,4 persen.

 

5. Langkah Jasa Transportasi Berkelit dari Krisis Penumpang

Sektor transportasi mulai menyusun siasat untuk mendongkrak jumlah penumpang pada musim low season setelah mengalami masa 'panen' saat Natal dan Tahun Baru. Industri ini berupaya mengelak dari sepinya penumpang pada awal tahun.

Bukan lagi rahasia, ketertarikan masyarakat melakukan perjalanan mulai merosot usai periode Nataru. Alhasil, jasa transportasi menghadapi penurunan jumlah penumpang setidaknya selama dua bulan pertama. 

Berkaca dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah maskapai penerbangan dan kereta api hingga angkutan laut mengalami penurunan pada periode Januari - Februari 2022. 

Angkutan udara di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang misalnya mencatatkan jumlah penumpang pada dua bulan itu masing-masing 1,06 juta dan 808.235. Kemudian perlahan membaik pada Maret 1,19 juta penumpang. 

Begitupun, penumpang kereta api di Pulau Jawa berada di titik rendah pada dua bulan awal tahun lalu yakni 17.499 dan 12.857 orang. Satu bulan kemudian barulah menunjukkan perbaikan dengan capaian 19.133 penumpang. 

Di awal tahun, sektor transportasi mulai memanfaatkan momentum Tahun Baru Imlek 2023 pada 21 Januari mendatang menggaet pengguna jasa. Termasuk dengan penambahan frekuensi perjalanan hingga promo tiket murah. 


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper