Bisnis.com, JAKARTA - Para ekonom menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2023 dan 2024 setelah negara tersebut mencabut pembatasan Covid-19.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (19/1/2023), para ekonom menjelaskan ekonomi China diperkirakan akan tumbuh 5,1 persen pada 2023 dan 5 persen tahun depan. Proyeksi tersebut lebih tinggi dari 4,8 persen dan 4,9 persen, masing-masing dalam jajak pendapat bulan lalu.
Penghentian kebijakan Zero Covid yang telah berlangsung selama tiga tahun di China sempat menimbulkan lonjakan infeksi di banyak wilayah hingga beberapa minggu terakhir yang mendorong optimisme dampak buruk dari pembukaan kembali cenderung terbatas pada periode liburan, ketika aktivitas biasanya lambat.
Selain itu, konsumsi secara luas diperkirakan akan pulih kembali setelah gelombang infeksi surut dan menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Indikator ekonomi utama yang diterbitkan oleh pemerintah awal pekan ini untuk bulan Desember dan kuartal IV/2022 melampaui estimasi analis, mendorong banyak bank besar, seperti Goldman Sachs Group Inc. dan Societe Generale SA untuk meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2023.
"Pembukaan kembali China telah meningkatkan harapan akan peningkatan ekonomi, terutama pada konsumsi swasta, tetapi ada tekanan akibat transisi yang harus ditanggung setidaknya pada kuartal pertama," kata kepala ekonom Coface untuk Asia Pasifik Bernard Aw.
Para ekonom memperkirakan pertumbuhan di kuartal I/2023 akan melandai jadi 2,5 persen, turun dari prediksi mereka sebelumnya yaitu 3,1 persen. Namun, ekonom memperkirakan ekonomi melonjak 6,8 persen pada kuartal II/2023.
Bernard memperingatkan bahwa berbagai hambatan masih dihadapi oleh perekonomian China, seperti turunnya keyakinan konsumen di tengah pasar kerja yang ketat dan ekspor yang melemah.
"Ada risiko bahwa, terlepas dari langkah-langkah kebijakan dan pembukaan kembali, China mungkin tidak akan mengalami peningkatan ekonomi seperti yang diharapkan," pungkasnya.