Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Tol Getaci Molor, Pakar: Biaya Investasi Bisa Membengkak!

Pengamat Infrastruktur mengungkapkan dampak dari molornya pembangunan proyek tol Getaci.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan proyek Jalan Tol Gede Bage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) mulai dibangun pada 2022 - Instagram BPJT.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan proyek Jalan Tol Gede Bage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) mulai dibangun pada 2022 - Instagram BPJT.

Bisnis.com, JAKARTA - Molornya pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap atau Getaci berpotensi menyebabkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur tersebut membengkak.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan jalan tol Getaci akan menelan biaya investasi Rp56 triliun.

Pengamat Infrastruktur dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhamad Abduh, menjelaskan mundurnya pembangunan proyek tol Getaci berisiko terhadap bertambahnya variabel yang belum bisa dikendalikan sebelum lelang. Misalnya, potensi kenaikan harga tanah.

"Bisa saja harga tanah misalnya, jadi lebih mahal. Jika dikelola oleh pemerintah pembebasannya, berarti akan terkait dengan kepastian lahan, dampak ke jadwal, bisa meningkatkan overhead yang diusulkan calon investor," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/1/2023).

Dia menilai ditetapkannya Jalan Tol Getaci sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) pastinya memiliki nilai ekonomi yang besar, sehingga pembangunannya akan sangat berdampak besar.

Menurut Abduh, kehadiran jalan tol tersebut nantinya dapat kembali menghidupkan wilayah Jawa Barat bagian selatan.

"Sediakan infrastruktur, baru akan berkembang. Dulu kan Tasikmalaya dan sekitarnya sangat berkembang," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar tahapan tender ulang proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) yang disebut-sebut bakal jadi jalan tol terpanjang di Indonesia. 

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, menjelaskan tender ulang harus dilakukan karena telah terjadi default pada kontrak proyek Tol Getaci yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hedy menjelaskan Konsorsium Jasa Marga telat untuk memberikan financial close sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan. 

Dia mengungkapkan dengan proses lelang ulang tersebut, pengerjaan konstruksi Jalan Tol Getaci akan menjadi mundur dari jadwal. 

"Getaci kita akan lelang ulang karena kemarin tidak financial close, [mulai] dari awal, tapi kita sudah mulai proses lelang di BPJT," kata Hedy.

Sebelumnya, dalam lelang proyek pembangunan tol Getaci, konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. & PT Jasa Sarana-PT Daya Mulia Turangga-Gama Group keluar sebagai pemenang.

Konsorsium itu tergabung dalam PT Jasamarga Gedebage-Cilacap (JGC) dengan komposisi kepemilikan saham Jasa Marga 32,5 persen, Daya Mulia Turangga 13,38 persen, Gama Grup 13,38 persen, Jasa Sarana 0,75 persen, Waskita Karya 20 persen, Pembangunan Perumahan 10 persen, dan Wijaya Karya 10 persen.

Jalan Tol Getaci akan melintasi dua provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat sepanjang 171,40 km dan Provinsi Jawa Tengah sepanjang 35,25 km dengan total panjang 206,65 km, yang menjadikan jalan tol ini sebagai ruas jalan tol terpanjang di Indonesia.

Jalan tol ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Tol Getaci terdiri dari 4 seksi yakni Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara (45,20 km), seksi 2 Garut Utara - Tasikmalaya (50,32 km), seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 km), dan seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 km). Pembangunan jalan Tol dengan nilai investasi Rp56 triliun ini akan dibagi menjadi dua tahap.

Pembangunan tahap pertama Gedebage – Tasikmalaya rencananya akan selesai pada 2024. Sementara itu, untuk tahap kedua yakni Tasikmalaya – Cilacap konstruksinya dimulai pada 2027 dan selesai di 2029.

Tol ini akan memiliki 9 buah simpang susun dan 1 buah junction, yaitu junction Gedebage yang akan terkoneksi dengan jalan tol Padalarang – Cileunyi (Padaleunyi).

Selain itu, jalan tol ini akan memiliki 2x2 lajur dengan lebar lajur 3,6 meter, serta akan dibangun dengan desain struktur at grade sepanjang 175,27 km, struktur elevated sepanjang 22,26 km, dan pile slab sepanjang 9,12 km.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper