Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan bahwa ekonomi China akan kembali ke tren pertumbuhan sebelum pandemi tahun ini setelah infeksi Covid-19 melewati puncaknya.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (18/1/2023) Liu He menyampaikan hal tersebut pada pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, hanya beberapa jam setelah Beijing merilis data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan untuk kuartal keempat.
Seperti diketahui, China mencatatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) terlemah kedua sejak 1970 di level 3 persen pada kuartal IV/2022, namum masih lebih tinggi dibandingkan proyeksi ekonom.
Liu He menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi akan kembali ke level 6 persen yang pernah dicapai sebelum pandemi Covid-19.
"Kami yakin pertumbuhan China kemungkinan besar akan kembali ke tren normalnya," kata Liu.
Dia menambahkan bahwa kehidupan di China telah kembali normal setelah pencabutan pembatasan pandemi. Fokus China tahun ini adalah meningkatkan permintaan domestik, yang akan mengarah pada peningkatan impor.
Baca Juga
Mengatasi gelombang infeksi Covid yang telah membebani rumah sakit di China, Liu mengatakan bahwa puncak infeksi telah berlalu dan industri terkait konsumsi telah kembali normal.
Liu, yang juga orang kepercayaan Presiden China Xi Jinping, berusaha meredakan kekhawatiran dunia bahwa China berpaling dari globalisasi untuk fokus pada swasembada. Realitas nasional China menunjukkan bahwa membuka diri terhadap dunia adalah suatu keharusan, bukan suatu kemanfaatan.
"Kita harus membuka diri lebih luas dan mencatat kinerja lebih baik. Kami menentang unilateralisme dan proteksionisme," katanya.
Liu juga mencoba untuk mengatasi kekhawatiran bahwa China menekan bisnis swasta. Dia mengatakan kembali ke ekonomi terencana tidak mungkin dilakukan, sedangkan dorongan pemerintah untuk kemakmuran bersama tidak berarti menegakkan kesetaraan yang ketat, dan membutuhkan upaya mandiri.
Pidato Liu tersebut disampaikan pada hari China mengumumkan populasinya menyusut hampir 1 juta pada tahun 2022, penurunan pertama sejak tahun 1960-an. Itu berarti China perlu lebih mengandalkan produktivitas untuk mendorong pertumbuhan ke depan.
"Kami memperkirakan pembukaan kembali ekonomi pasca-Covid dan stabilisasi properti akan mendorong pertumbuhan PDB China menjadi sekitar 5 persen pada tahun 2023, pulih dari tahun 2022," kata Wang Tao, kepala ekonom China di UBS AG.
Liu paling dikenal di luar China karena perannya sebagai negosiator utama China dalam pembicaraan perdagangan dengan AS di bawah pemerintahan Trump.
Di dalam negeri, Liu telah menjadi advokat untuk memperlambat pertumbuhan utang dalam perekonomian, meningkatkan peran pasar dalam mengalokasikan sumber daya, dan mengurangi kelebihan kapasitas di sektor-sektor seperti baja dan semen.
Dalam pidatonya, Liu mengatakan bahwa China sedang dalam proses transisi ke model pertumbuhan yang lebih didorong oleh konsumsi. Dia menambahkan bahwa tujuan China untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, dan bahwa China akan fokus pada pengurangan emisi di sektor-sektor utama seperti baja dan pembangkit listrik.
Beberapa delegasi Davos mengatakan pembukaan kembali perekonomian China menjadi pendorong optimisme prospek pertumbuhan ekonomi global.
"Penguncian tiga tahun terakhir telah menciptakan permintaan yang terpendam di dalam negeri, jadi saya memperkirakan ada peningkatan konsumsi domestik dan tentu saja sektor manufaktur," kata Laura Cha, chairman Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd.