Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Tumbuh 3 Persen, Dunia Batal Resesi?

Pertumbuhan ekonomi China sebesar 3 persen sepanjang 2022 dan pembukaan kembali di negara itu memebri angin segar bagi ekonomi global. Dunia batal resesi?
Salah satu warga negara China berjalan di taman dengan tetap memakai masker seiring meningkatkan kasus Covid-19 di negara tersebut. / Bloomberg.
Salah satu warga negara China berjalan di taman dengan tetap memakai masker seiring meningkatkan kasus Covid-19 di negara tersebut. / Bloomberg.
Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi China yang tercatat 3 persen sepanjang 2022 (yoy) dan pembukaan perbatasan di negara tersebut memberikan harapan bagi dunia untuk menghadapi 2023 yang diliputi ancaman resesi.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (17/1/2023), Ketua Hong Kong Exchanges and Clearing Laura M Cha mengatakan pembukaan kembali ekonomi China harus menjadi peristiwa utama yang perlu menjadi perhatian.
 
"Lockdown selama tiga tahun terakhir telah menciptakan permintaan yang terpendam di dalam negeri. Saya melihat peningkatan konsumsi domestik dan tentu saja sektor manufaktur akan meningkat. Semua itu akan menjadi faktor yang baik untuk pertumbuhan global," kata Laura. 
 
Peserta salah satu panel diskusi di World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss juga berharap bahwa seluruh dunia, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Eropa, akan menghindari potensi kemerosotan atau resesi.
 
CEO S&P Global Inc Douglas L. Peterson memperkirakan akan ada perlambatan dan resesi ringan di Uni Eropa, Inggris, dan AS.
Meskipun demikian, Douglas memperkirakan hal tersebut bisa menjadi waktu yang dimanfaatkan untuk bersih-bersih, pertumbuhan secara global tahun ini.
 
Pasalnya, ekonomi AS hingga Eropa yang sempat menderita dan goyah dari tindakan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengendalikan inflasi. Alhasil, pergerakan China untuk membuka kembali perbatasan sangat berdampak pada situasi global.
 
Respons tentang dampak berakhirnya lockdown Covid-19 menunjukkan beberapa ketahanan dalam ekonomi dominan Asia, bahkan ketika virus Codn a melanda negara tersebut.
 
Pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) sebesar 3 persen sepanjang 2022 merupakan laju paling lambat kedua sejak periode1970-an.
Namun, data PDB China kuartal IV/2022 dan Desember 2022 ternyata lebih baik dari yang diantisipasi.
 
Ketua Credit Suisse Group AG Axel Lehmann mengatakan perkiraan pertumbuhan China tahun ini tumbuh sekitar 4,5 persen.
"Saya secara pribadi tidak akan terkejut ketika itu akan mencapai puncaknya, semoga AS dapat menghindari resesi," tuturnya. 
 
Mantan ketua kelompok menteri keuangan zona Euro tersebut mengatakan Eropa jauh lebih menantang, khususnya terkait krisis energi.
 
Perekonomian telah mengejutkan banyak pijak kuartal demi kuartal. Beberapa hari setelah perkiraan tentatif PDB Jerman menunjukkan bahwa motor di kawasan itu mampu menghindari resesi.
"Kuartal IV/2022 di Eropa kemungkinan besar masih positif, mungkin orang akan terkejut pada realisasi paruh pertama tahun ini," katanya.
 
Dari 4.410 pemimpin bisnis yang disurvei oleh PricewaterhouseCoopers LLP (PWH) pada bulan Oktober dan November tahun lalu, sekitar 73 persen memperkirakan pertumbuhan global akan menurun selama 12 bulan mendatang.
 
Angka tersebut merupakan yang terburuk sejak perusahaan konsultan ini mulai melakukan jajak pendapat pada 2011.
Berdasarkan survei, dua dari lima bahkan menyatakan kekhawatiran perusahaan mereka mungkin tidak akan bertahan satu dekade. 
 
Dalam survei terpisah terhadap kepala ekonom yang diterbitkan oleh Forum, dua pertiga memperkirakan resesi di seluruh dunia pada 2023 karena pelaku memangkas biaya 18 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper