Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Depan Jokowi, Sri Mulyani Pamer Pendapatan Negara Naik Rp615 Triliun

Di depan Presiden Jokowi, Menkeu Sri Mulyani mengatakan pendapatan negara berhasil naik Rp615 triliun dan defisit APBN 2022 menurun.
Menkeu Sri Mulyani saat menghadiri acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Menkeu Sri Mulyani saat menghadiri acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi dari pendapatan negara yang naik serta berhasil menurunkan defisit APBN 2022.

Sri Mulyani menyampaikan hal tersebut dalam Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia, yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dirinya menekankan pendapatan negara berhasil naik lebih dari 30 persen.

“Pendapatan negara, terjadi kenaikan lebih dari 30 persen, naik Rp615 triliun, mencapai Rp2.626 triliun,” jelasnya, Selasa (17/1/2023).

Melalui anggaran untuk belanja yang terus dijaga, Sri Mulyani mengatakan pendapatan negara berhasil naik, dan defisit APBN 2022 menurun. Tercatat untuk 2022 defisit APBN menjadi hanya 2,38 persen dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih kecil dari rencana awal, yaitu 4,5 persen.

“Atau dalam hal ini defisit turun Rp310 triliun,” tambahnya.

Capaian tersebut turun di bawah 3 persen PDB lebih cepat satu tahun dari aturan UU 2/2020, sehingga mempercepat konsolidasi fiskal.

Sebelumnya, Sri Mulyani memaparkan bahwa defisit anggaran pada 2021 mencapai Rp775,1 triliun, sementara pada 2022 berhasil ditutup dengan Rp464,3 triliun.

Angka ini jika dibandingkan APBN awal dan Perpres No.98/2022 jauh lebih rendah yaitu Rp868 triliun di APBN awal dan Rp840,2 triliun di Perpres No.98/2022.

Defisit tersebut juga tercatat menjadi relatif lebih kecil dibanding negara-negara G20 dan Asean, yaitu di posisi 15 dari 21 negara. Indonesia mencatatkan akumulasi defisit 13,1 persen dalam kurun 2020—2022 atau selama pandemi Covid-19.

Sementara akumulasi defisit tertinggi pada periode yang sama berada di India, yaitu sebesar 32,6 persen terhadap PDBnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper