Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menganggarkan subsidi dan kompensasi energi, termasuk untuk bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp339 triliun pada APBN 2023.
Sri Mulyani menyampaikan anggaran tersebut sebagai upaya untuk menekan harga BBM yang dipengaruhi harga minyak dunia, sehingga di Indonesia, harganya tidak terlalu tinggi bagi masyarakat.
“Harga BBM kalau di luar negeri karena terjadi perang Rusia vs ukraina, meningkatnya bisa 2-3 kali lipat, di Indonesia kemarin naik 30 persen, karena kami mengalokasikan subsidi kompensasi Rp551 triliun 2022, tahun ini [2023] sebanyak Rp339 triliun,” ujarnya dalam Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indoensia, Selasa (17/1/2023).
Bila melihat dari besaran anggaran tersebut, dia mengatakan anggaran subsidi energi pada 2023 tercatat lebih sedikit Rp212 triliun dari alokasi 2022, atau turun 38,4 persen.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa pada 2022 terjadi fluktuasi harga minyak mentah dan terjadi kenaikan sebesar 71 persen sehingga mendorong besarnya kompensasi.
Secara umum, Kementerian Keuangan telah menyiapkan APBN 2023 sebesar Rp3.060 triliun yang siap dibelanjakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan ekonomi Indonesia.
Sebagai informasi, anggaran subsidi dan kompensasi energi pada APBN 2022 sebesar Rp502,4 triliun, namun realisasinya mencapai Rp551 triliun. Realisasi sementara untuk kompensasi terbesar terjadi untuk BBM yang mencapai Rp307 triliun.