Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi di 3 Wilayah Ini Masih Jeblok di 2023

BI memperkirakan beberapa wilayah masih akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen, di antaranya Sumatra, Kalimantan, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi keynote speech di acara Fintech Summit Ke-4 & Bulan Fintech Nasional pada hari ini, Senin (12/12/2022). Dok Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi keynote speech di acara Fintech Summit Ke-4 & Bulan Fintech Nasional pada hari ini, Senin (12/12/2022). Dok Bank Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2023 akan mencapai tingkat di atas persen.

Dia mengatakan, perekonomian Indonesia pada 2022 telah mencatatkan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan dengan periode pandemi Covid-19. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak merata di seluruh wilayah Indonesia,

“Memang [pertumbuhan ekonomi] sudah lebih tinggi dari masa pandemi Covid-19, tapi kalau kita lihat 3 tahun terakhir, misalnya pertumbuhannya di 5 persen, beberapa daerah memang mestinya bisa kita dorong lebih tinggi,” katanya dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023, Selasa (17/1/2023).

Pada 2023 pun, Perry memperkirakan beberapa wilayah masih akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen, diantaranya Sumatera, Kalimantan, serta Bali dan Nusa Tenggara.

Pertumbuhan di atas 5 persen diproyeksi terjadi di wilayah Jawa yang mencapai 5,25 persen pada 2023 dan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua diperkiraan mencatatkan pertumbuhan yang tinggi sebesar 7,38 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Sumatera pada 2023 diperkirakan mencapai 4,50 persen, melambat dari perkiraan pada 2022 yang mencapai 4,63 persen.

Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan bahkan hanya diproyeksikan tumbuh 3,3 persen pada 2023, jauh melambat dari perkiraan 2022 yang sebesar 4,5 persen.

Selain itu, pertumbuhan di kawasan Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan mencapai 4,96 persen, juga melambat dari proyeksi pada 2022 sebesar 5,17 persen.

“Tentu saja sektor-sektor di masing-masing daerah perlu kita dorong, misalnya di Bali dan Nusa Tenggara ya sektornya pariwisata, Sulawesi, Maluku dan Papua di sektor pertambangan, juga di Sumatera yang melambat sektor perkebunan,” jelasnya.

Perry menambahkan, hilirisasi juga penting untuk terus didorong sehingga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper