4. Ketimpangan digital
Belum meratanya infrastruktur menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketimpangan digital. Hal itu pun turut berkaitan dengan tidak amannya ruang digital karena berbagai faktor, sehingga menjadi risiko yang serius.
Secara global, konflik antarwilayah menempati urutan ke-31 dalam risiko jangka pendek dan urutan ke-30 dalam risiko jangka panjang. Hal itu dinilai sejajar dengan risiko kurangnya akses terhadap layanan digital.
Dalam pemetaan WEF, risiko ketimpangan berkaitan dengan kekuatan digital yang terkonsentrasi dan kerugian dari batas teknologi. Hal-hal itu dapat memengaruhi kejahatan siber dan tidak amannya ruang siber yang semakin meluas.
5. Kontestasi geopolitik atas sumber daya
Konflik geopolitik memiliki motif ekonomi yang kuat, salah satunya mencakup penguasaan atas sumber daya. Risiko itu menjadi cukup tinggi di Indonesia yang kaya akan sumber daya.
Secara global, kontestasi geopolitik atas sumber daya tidak muncul dalam 32 risiko teratas. Namun, konfrontasi geoekonomi tercatat di urutan ketiga dalam risiko jangka pendek dan urutan kesembilan dalam risiko jangka panjang.
Dalam pemetaan WEF, risiko konfrontasi geoekonomi berkaitan dengan konflik antarwilayah dan tidak efektifnya institusi multilatreal. Dalam titik tertentu, konfrontasi geoekonomi dapat berdampak terhadap risiko migrasi tidak secara sukarela/terpaksa dalam skala besar.