Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sederet alokasi belanja strategis untuk menangkal guncangan ekonomi global pada tahun ini.
Sri Mulyani menuturkan bahwa merujuk proyeksi terbaru Dana Moneter Internasional (IMF), sepertiga ekonomi dunia atau sebanyak 43 persen negara akan mengalami resesi pada 2023.
Untuk mengantisipasi hal itu, Menkeu menyampaikan pemerintah telah mengalokasikan belanja untuk ketahanan pangan senilai Rp104,2 triliun. Anggaran ini diharapkan mampu menjaga pertahanan dan stabilitas pangan Indonesia.
Selanjutnya, pemerintah mengalokasikan belanja di sektor perlindungan sosial sebesar Rp476 triliun, atau setara dengan realisasi belanja tahun 2022.
“Ini untuk melindungi masyarakat kita dari guncangan [ekonomi],” tuturnya dalam konferensi pers usai Sidang Kabinet Paripurna terkait APBN di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/1/2022).
Di sektor energi, pemerintah menyiapkan dana Rp341 triliun guna menjaga ketahanan di sektor tersebut. Alokasi ini juga bertujuan mempertahankan laju produksi. Adapun alokasi belanja di sektor infrastruktur disiapkan senilai Rp392 triliun.
Baca Juga
“Sementara belanja untuk sektor kesehatan Rp178 triliun untuk non-covid, sehingga memang akan meningkat untuk belanja non-covid. [Belanja] pendidikan Rp612 triliun itu juga termasuk belanja yang sangat tinggi,” pungkasnya.
Pada tahun ini, Menkeu menyatakan bahwa pemerintah juga menyiapkan alokasi belanja untuk pentahapan pemilu senilai Rp21,86 triliun dan belanja terkait dengan persiapan Ibu Kota Negara (IKN) sebesar Rp23,9 triliun, terutama untuk infrastruktur senilai Rp21 triliun.
“Itulah belanja-belanja yang penting di tahun 2023 yang diharapkan bisa menjaga ekonomi Indonesia dari ancaman guncangan-guncangan yang terjadi di sisi global, baik karena kenaikan harga, inflasi, maupun pelemahan ekonomi dari negara-negara lain,” tuturnya.
Merujuk Laporan Risiko Global 2023 yang dirilis World Economic Forum (WEF), IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat menjadi 2,7 persen pada 2023. Angka ini mencerminkan sepertiga ekonomi dunia akan menghadapi technical recession.
Selain itu, IMF memperkirakan bahwa inflasi global akan menurun, dari hampir 9 persen pada 2022 menjadi 6,5 persen pada 2023, dan 4,1 persen pada 2024. Adapun disinflasi akan lebih tajam di negara-negara maju.